Bukan Rindu, Hanya Kenangan yang Tak Pergi
“Ada yang tak ingin kita ingat, tapi diam-diam tubuh menyimpannya lebih baik dari ingatan.” — dari ingatan yang tidak pulang Kadang, tanya itu datang tanpa aba-aba. Apakah ia pernah tahu, walau sejenak, apa yang bergemuruh dalam hatiku? Akhir-akhir ini, bayangnya kembali menyelinap. Pelan, nyaris tak terasa—seperti angin malam yang lewat di antara jendela yang tak rapat. Bukan karena aku memanggilnya. Bukan karena rindu. Aku hanya teringat. Dan dari sekian banyak yang pernah datang dan pergi, hanya dia yang sulit benar untuk kulupakan. Aku tidak menginginkan pertemuan ulang. Bahkan dalam mimpi pun, rasanya aku ingin ia tetap jauh. Tapi ada satu hal yang masih tinggal—tatapan itu. Satu pandang mata yang pernah memulai semua kerumitan ini. Tatapan yang tak pernah benar-benar pergi, meski waktu terus berjalan, dan aku terus mencoba berpaling. Dia pernah melihatku seperti dunia sejenak melambat. Tidak hanya memandang, tapi seolah memahami tanpa perlu aku menjelaskan apa pun. Tatapan yang d...