Zamannya orang cuek

Zaman memang sudah berubah….dimana-mana semua orang sibuk sendiri dengan gadgetnya, dari mulai hp, iPhone, smart phone, iPad dll. Mungkin gue udah basi ngomongin tema ini.

Di busway misalnya, hampir semua orang sibuk dengan hp-nya yang sekarang kebanyakan model qwerty atau touch screen, dan kuping disumpel earphone. Ibuku sampai sekarang heran, kok pada cuek-cuek banget ya, ga ada yang saling sapa, dan semua orang berjalan cepat? Iyalah bu, Jakarta gitu loh….jangan samain dengan di kampung, yang setiap kali jalan-jalan di kampung pasti harus nyengir atau senyum dan menyapa semua orang.

Dan paling sebel adalah kalau misalnya kumpul atau pergi bareng teman-teman, mereka juga sibuk dengan hp mereka sendiri. Entah sms-an, main game, atau internetan. Bahkan kadang-kadang saking malasnya, aku ngobrol dengan teman kosku lewat chating atau sms, parah kan….Sekarang ini gue emang lagi bosen dg situs jejaring social, baik twitter, facebook, apalagi friendster. Jadi kalau teman-teman lagi sibuk dengan hp masing-masing, gue keluarin buku atau majalah dari tasku. Mungkin dah gak jaman lagi baca buku teks, karena semua juga sudah tersedia di internet, ex : eBook. Bahkan mungkin kalau masih kuliah, gak perlu nyatet di buku lagi, langsung dicatet di gadget canggih, lebih save paper.
Teman-teman pada cengar-cengir dengan hp-nya, aku cengar-cengir baca buku Lupus yang aku bawa. Hah…Lupus??? Jadul banget sich bacaannya. Biarin…..masih lucu kok bukunya heheheehe. Kalau sekarang mungkin jamannya buku-buku Raditya Dika

Yach zaman semakin maju, teknologi hampir  memudahkan segala urusan. Menghemat waktu dan jarak. Tetapi sekaligus membuat orang menjadi kurang bersosialisasi, dan kadang ada yang disebut autis, dan apakah aku juga sudah menjadi salah satunya? Hmmm…
Jaman memang semakin maju, tapi perilaku orang-orang sepertinya seperti orang purba. Bahkan baju juga dah kayak di zaman purba, kurang bahan. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Image
Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ? Meskipun sebagian besar orang belum pernah mendengarnya, Suku Sentinel yang   menghuni North Sentinel Island   (Pulau Sentinel Utara) telah dikenal selama berabad-abad. North Sentinel Island adalah pulau kecil yang terletak di kepulauan Andaman, sebuah kepulauan di Teluk Benggala ( Bay of Bengal ), tak berada jauh dari ujung barat laut Aceh, Indonesia. Disebut sebagai pulau yang sulit dikunjungi, karena letaknya yang terpencil serta dikelilingi oleh karang yang tajam, tanpa pelabuhan alami, dan hampir seluruh pulau tertutup hutan lebat. Letak North Sentinel Island   Dikelilingi oleh karang yang tajam dan hampir seluruh pulau tertutup hutan lebat. Foto Pulau Sentinel Utara tahun 2005 Pulau tersebut dihuni oleh suku paling primitif di dunia yang disebut The Sentinelese atau Sentineli . Mereka dipercaya merupakan suku pra-neolitik terakhir di dunia. Selama 60.000 tahun suku tersebut tidak berinteraksi dengan dunia luar. Selain karena kondisi g
Baca selengkapnya

Ternyata namanya adalah Sero

Image
“Kok banyak tanda panah di laut ya? Ini beneran ada di dunia nyata atau hanya coretan-coretan tangan (editan) yang dibuat untuk menunjukan arah arus di laut?” begitu gumamanku waktu pertama kali melihat banyak gambar tanda panah di layar monitorku. Awalnya aku tidak percaya kalau itu adalah ‘ man made features ’ semacam fish trap (begitu kata salah satu bule di kantorku). Kok banyak sekali fitur berbentuk anak panah mengapung di lautan, berapa biaya yang dihabiskan untuk membuat benda-benda itu? Dan terbuat dari apakah benda-benda tersebut? Fitur-fitur tersebut banyak sekali ditemukan di daerah Indonesia Timur, hampir diseluruh perairan atau pantai di Sulawesi , NTT, dan pulau-pulau kecil lainnya di daerah Indonesia Timur. Kebetulan baru mengecek daerah-daerah itu saja (tapi cuma di GE). “Harus cek lapangan nich untuk memastikan hehehe” begitu harapanku dan teman-temanku seperti biasa bercanda (ngimpi kali ye cek lapangan….hikz) Setelah mencoba beberapa kombinasi kata kunci di G
Baca selengkapnya

11.11

Percuma saja kita terus menerus cemas akan masa depan kita. Yang bisa kita lakukan adalah mengisi hari dengan apa yang bisa kita lakukan saat ini. Aku tak ingin menyesal karena tak melakukan apa yang aku inginkan saat ini. Aku yakin hari ini akan membentuk aku di masa depan. Jangan menyerah. Teruslah bersemangat! Jika kau membentur tembok, coba panjat tembok tersebut dengan sekuat tenaga.
Baca selengkapnya