Charles de Gaulle Airport

Masih sambil nungguin proses (loading data), melanjutkan perjalanan lewat fasilitas Sightseeing Tour di GE (make sure 3D Buildings layer is checked :p). Yach, baru mampu tour lewat GE doank nich, entah kapan terealisasi dalam dunia nyata? (berdoaterus.com). Kali ini nyampe di Charles de Gaulle Airport, Paris. Busyet airportnya guede banget, bukan yang terbesar di dunia sich...tapi kayaknya Bandara Soetta masih kalah jauh. Liat aja gambarnya (klik gambarnya untuk melihat gambar dalam ukuran yang lebih besar)

 
Charles de Gaulle Airport
Bandara Soetta


Bahkan di website www.charlesdegaulleairport.co.uk ada kata-kata ini "Charles de Gaulle is a huge airport which can be confusing; we hope our guide will make your visit relaxing, stress-free and maybe even enjoyable".

Padahal waktu pertama kali ke Bandara Soetta aja, saya dah mlongo duluan liat jalannya yang muter-muter dan ramai walaupun jam 3 dini hari, dan banyak pesawat yang nangkring di apron. Maklum wong ndeso, yang cuma baru pernah ke bandara Tunggul Wulung (kayaknya sich lebih tepat disebut sebagai landing strip dech :p)
Ok sebelum mimpi saya nanti menjadi nyata (zzzzz......), kita pelajari dulu cerita tentang Charles de Gaulle Airport ini. ^_^



rapi yach... (salah satu sudut airport)


Paris-Charles de Gaulle Airport (IATA: CDG, ICAO: LFPG) (Aéroport Paris-Charles de Gaulle), juga dikenal sebagai Roissy Airport (atau hanya Roissy in French) adalah salah satu dari  the world's principal aviation centres, serta bandara terbesar di Perancis. Charles de Gaulle (1890-1970), adalah pemimpin the Free French Forces  dan pendiri the French Fifth Republic.

CDG Airport terletak dalam beberapa bagian comune, 25 km (16 mil)  ke timur laut Paris. Bandara ini berfungsi sebagai  the principal hub for Air France dan European hub for Delta Air Lines.

Pada tahun 2010, bandara ini menangani 58.164.612 penumpang  dan 525.314 pergerakan pesawat,  membuat bandara ini  menjadi bandara ketujuh tersibuk di dunia dan bandara tersibuk kedua di Eropa (setelah London Heathrow) dalam melayani penumpang. Dan juga merupakan salah satu bandara tersibuk di Eropa dalam pergerakan pesawat (aircraft movements). Dalam lalu lintas kargo, merupakan yang tersibuk di Eropa dan bandara tersibuk kelima di dunia setelah menangani 2.054.515 ton metrik kargo.
Pokoknya yang masuk dalam ‘ter…’ sedunia dech, jadi ingat acara ‘on the spot’ di TV J J J

Sejarah
Tahap perencanaan dan pembangunan Aéroport de Paris Nord (Paris North Airport) dimulai pada tahun 1966. Pada tanggal 8 Maret 1974 diganti namanya menjadi  Charles de Gaulle Airport, dan memulai layanannya. Terminal 1 dibangun dalam desain avant-garde dari sebuah bangunan melingkar 10 lantai, dikelilingi 7 bangunan satelit, masing-masing dengan 4 gerbang. Arsitek utamanya adalah Paul Andreu, yang juga bertugas ekstensi selama dekade selanjutnya.

Terminal
CDG Airport  memiliki tiga terminal. Terminal 1  adalah yang tertua. Terminal 2  awalnya dibangun khusus untuk Air France, sejak itu telah diperluas secara signifikan dan sekarang juga menjadi tuan rumah maskapai lain. Terminal ketiga (T3, sebelumnya T9) hosts charter dan maskapai penerbangan biaya rendah. The CDGVAL a light-rail shuttle, yang menghubungkan terminal, stasiun kereta api dan tempat parkir. Dimulai pada tanggal 4 April 2007, CDGVAL menghubungkan ketiga terminal (kecuali aula 2G). Hanya ada satu stasiun untuk Terminal 2, dekat stasiun kereta api, sehingga berjalan lebih jauh, jarak 2A-2B lebih dari 500 m (1.600 ft) (kedua CDGVAL dan bus diperlukan untuk mencapai 2G dari Terminal 1)



Terminal 1
Terminal pertama, dirancang oleh Paul Andreu, dibangun dalam citra gurita. Terdiri dari bagian pusat lingkaran yang didedikasikan sebagai rumah bagi wisatawan, ditempatkan di tengah aspal, dimana tujuh satelit untuk pesawat dan boarding rooms. Lokasi satelit kedelapan untuk akses ramp  kendaraan bermotor dan stasiun kereta api antar-jemput (a rail shuttle station).


Terminal 1


Bangunan pusat, dengan skylight yang luas di tengahnya, untuk melihat setiap lantai yang didedikasikan untuk satu fungsi .
  • Lantai pertama digunakan untuk fungsi teknis dan tidak dapat diakses oleh publik.
  • Lantai kedua berisi toko-toko dan restoran, para penumpang CDGVAL shuttle home dari terminal lain dan sebagian dari counter dari renovasi terbaru.
  • Mayoritas counter terletak di lantai tiga, yang juga memiliki akses untuk bepergian dengan taksi, bus dan kendaraan khusus.
  • Departing travellers bisa ke lantai empat, di mana toko-toko bebas bea dan pos pengawasan perbatasan tersebut, dan akses ke terminal satelit di mana akan melewati terowongan (boarding tunnels ) yang berada di bawah track.
  • Lantai lima merupakan tempat bagasi dan customs  berada, serta area kedatangan dan area keluar.
  • Empat lantai teratas  disediakan untuk parkir atau penggunaan administrasi dan maskapai penerbangan.
Busyeet...10 lantai euy.....

Bagian antara lantai ketiga, keempat dan kelima dihubungkan melalui jalinan eskalator yang diatur di tengah bangunan. Setiap eskalator ditutupi dengan tabung transparan untuk insulasi. Eskalator ini sering digunakan dalam film (misalnya, dalam film The Last Gang of Ariel Zeitoun). The Alan Parsons Project album I Robot menggunakan eskalator ini untuk cover albumnya.

escalator


Andreu awalnya berencana membangun beberapa terminal dengan model ini. Namun, tahun-tahun pertama operasi mengidentifikasi beberapa kecacatan karena desain asli bangunan. Dengan demikian, tidak ada aula besar gedung, seperti desain lainnya ke bandara yang lebih tradisional, membuat operasi yang lebih rumit ketika menghubungkan penerbangan. Banyak penumpang telah kecewa tidak bisa melihat pesawat dari terminal utama, dimana kontras dengan situasi di bandara Orly. Akhirnya, desain satelit membutuhkan penumpang untuk mengambil perjalanan penting dengan berjalan kaki menaiki pesawat atau turun dari pesawat dan pengambilan bagasi. Dengan demikian membuka jalan untuk desain yang lebih tradisional untuk terminal  masa depan di CDG.

Terminal 1 memiliki bangunan utama tunggal untuk check-in dan pengambilan bagasi dengan 7 satelit untuk kedatangan dan keberangkatan. Setiap satelit dapat menangani sekitar 5 pesawat pada waktu tertentu. Trotoar  Underground dengan lantai bergerak menghubungkan satelit untuk bangunan utama. Terminal 1 dibangun dalam desain avant-garde yang diselenggarakan hari ini meskipun bagian interior bangunan telah direnovasi dan dimodernisasi. Stasiun RER untuk Terminal 1, Aéroport Charles de Gaulle 1, berada pada jarak dari Terminal 1 harus dicapai dengan menggunakan sistem otomatis light rail CDGVAL  (Véhicule Automatique Léger (VAL), dimana sebelumnya menggunakan bus antar-jemput

Terminal 2
Hari ini Terminal 2 terdiri dari beberapa terminal bergabung bersama oleh tanah-tingkat atau di bawah lorong-lorong-tanah. Tujuh terminal terdiri dari 2A, 2B, 2C, 2D, 2E, 2F dan 2G terpisah. Terminal 2G terletak 2,5 km (1.6 mil) dari terminal 2A-2F dan naik bus diperlukan untuk transfer. Terminal 2 juga memiliki sebuah stasiun RER dan TGV, Aéroport Charles de Gaulle 2 - TGV, di bawah area umum menghubungkan ruang 2C-2F.

Denah seluruh terminal 2


Terminal 2


Terminal 3
Terminal 3 memiliki ruang tunggal. Terletak 1 km (0,62 mil) dari Terminal 1, tapi the walking path  sepanjang 3 km (1.9 mil) . RER dan kereta CDGVAL berada pada jarak 300 m (980 ft) dengan berjalan kaki.

Tweweweng….gempor dech kalau jalan kaki mlulu di sini

Terminal 3

Gambar-gambar lainnya, di comot dari google




Terminal 2E Departure Lounge



aerodrom




Referensi :
www.charlesdegaulleairport.co.uk/ 

Comments

hmmm... CDG memang besar sih, tapi interior di dalamnya sepertinya masih lebih menarik bandara di Hongkong (HKG) ataupun Suvarnabhumi di Bangkok (BKK) apalagi Changi di Singapore (SIN) terminal 3.

kalo mau liat yang gede juga di eropa coba jalan-jalan ke Schipool di Amsterdam (AMS) atau Madrid Barajas (MAD) mbak, itu paralel runway-nya bikin pusing ngeliatnya.. kalo yang paling gede di eropa kayaknya London Heathrow (LHR) deh.. memang sih runway-nya cuma ada dua, nggak kayak Schipol yang sampe enam. tapi bangunan terminalnya mampu menampung penumpang sampai 66jt pertahun. bandingkan dengan Cengkareng yang hanya bisa menampung 32jt penumpang tapi kenyataannya penumpang yang singgah sudah lebih dari 40jt..

masih kurang puas? coba jalan lagi ke Atlanta (ATL) yang ada di Amerika yang merupakan markas dari maskapai terbesar di dunia, Delta Airlines. sanggup menampung 80-90jt penumpang pertahun.. kota atlanta memang buka kota besar, tapi delta airlines sangat sukses menjadikannya sebagai hub sehingga bisa menjadi bandara tersibuk dan paling ramai sedunia..
ria haya said…
iya Pak, kapan-kapan saya jalan2 ke sana dech..^___^ (kapan ya???). CDG kan emang bukan yang terbesar Pak, wiki cuma nulis yang terbesar ke 7 di dunia dan ke-2 di Eropa
ATL mang guuuueedeee tenaann...besok2 dech saya ke sana huahuahuahahaha
Gaphe said…
kereen bangeeet.. bagusss... aih, cuman bisa mupeng..

kalo soal komentar, udah diboyong sama Wijanarko tuuH!. hahaha..

yang jelas, bikin semegah dan semewah plus serumit itu nggak kayak bandung bondowoso yang bikin danau cuman semalam. hihihi apalagi dibantu jin

*udah mulai ngarang komentarnya
ria haya said…
btw bandung bondowoso tuch bikin danau jg toch selain candi????
di kontrak aja tuch si bandung bondowoso suruh bikin gedung DPR dalam waktu semalam :p

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Ternyata namanya adalah Sero

11.11