Darvaza

Kawah Gas Darvaza (Darvaza Gas Crater), juga dikenal sebagai "The Burning Gate", "Hell's Gate" or the "The Door to Hell", merupakan salah satu situs paling luar biasa di Turkmenistan dan memiliki salah satu pemandangan paling apokaliptik di dunia. Berdiameter sekitar 60 m dengan kedalaman 20 m.
Darvaza dalam bahasa Turkmen “Derweze” yang artinya gerbang, adalah sebuah desa di Turkmenistan berpenduduk sekitar 350 jiwa, terletak di tengah gurun Karakum, sekitar 260 km sebelah utara dari Ashgabat. Penduduk Darvaza sebagian besar berasal dari suku Teke yang melestarikan gaya hidup setengah nomaden.


Derweze adalah daerah yang kaya akan gas alam. Pada tahun 1971, ahli geologi menemukan sebuah gua yang penuh dengan gas alam. Tanah di bawah rig pengeboran runtuh, meninggalkan lubang besar dengan diameter sekitar 70 meter (230 kaki) pada koordinat 40°15'9.15"N, 58°26'21.79"E. Untuk menghindari pembuangan gas beracun, maka diputuskan untuk membakarnya. Geolog berharap api akan menggunakan semua bahan bakar dalam hitungan hari, tetapi gas  masih menyala 40 tahun kemudian. Warga setempat menjulukinya sebagai ""The Door to Hell (Pintu ke Neraka)". Sampai kapan ya apinya bisa padam? Dan berapa besar kandungan gas alam ditempat tersebut, hingga dibakar selama 40 tahun belum habis juga? Entah berapa besar kerugian ekonomis dan ekologinya?

Letak Darvaza Gas Crater

Turkmenistan berencana untuk meningkatkan produksi gas alam. Pada bulan April 2010, Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdimuhamedow mengunjungi situs tersebut dan memerintahkan agar lubang harus ditutup, atau mengambil tindakan lain untuk membatasi pengaruhnya pada pengembangan ladang gas alam lainnya di daerah tersebut.



Comments

Rawins said…
halah...
kirain masih cerita tentang papua
terpesona gambarnya sampe ga baca dulu tadi.
hehe
ria haya said…
hahahaha, cerita Papuanya besok lagi
ni tadi di kantor ngantuk bgt, trs main google earth ketemu tempat ini, ya udah skalian aja di posting hihihi
Damar said…
wah ternyata lubangnya akibat runtuh, bukan karena alami ya Mbak.
ngeriii
Syam Matahari said…
Sumpah ngeri liatnya :(
ria haya said…
@Djangan Pakies : Iya Pak, akibat ulah manusia, bukan alami

@Cyaam : hooh, ngeri...
Kopiah Putih said…
Ngapain harus ditutup sih??
Bukannya lebih enak dibiarin aja?
Buat dapur gratis...
hahaha
Unknown said…
serem juga ya liat gambarnya.

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Kebunku

Ternyata namanya adalah Sero