Sepenggal Cerita Lainnya di Kereta

Stasiun Gambir, 04-03-2011, 06.00 pagi


Purwojaya (dicopy dr flickr)
Sambil menunggu kereta api yang berangkat jam 06.30 di ruang tunggu lantai 2, kebiasaan saya adalah membaca majalah atau mengamati orang yang sibuk lalu lalang, mencoba menganalisis penampilan dan tingkah laku orang sesuka saya hehehe
Seorang cewek berjilbab yang baru saja datang dan duduk di sebelah saya mengajak ngobrol dan bertanya tujuan saya. Rupanya dia senang karena keretanya sama dengan saya, Purwojaya. Dia menunjukan tiketnya yang tidak bertempat duduk, dan seperti yang saya duga, dia baru saja membelinya pagi ini. Kalau pembelian langsung pas hari keberangkatan, memang sering kehabisan tempat duduk, jadi saya bilang sebaiknya reservasi dulu beberapa hari sebelum hari keberangkatan. Dia mengaku jarang naik kereta api dan biasanya diantar pakai mobil, jadi dia kurang paham aturan mainnya. Namanya Azizah, dia baru lulus SMA.
‘Mba, kok ga ada kereta ekonomi ya?’

‘Waduh de, di Sta. Gambir mang ga ada kereta ekonomi, kebanyakan kereta eksekutif, dan bisnis. Itu aja bisinisnya nyambung ma eksekutif, satu kereta. Memangnya turun di mana?’

‘Di Gandrung mba’

‘Waduuuh kamu salah naik kereta. Kalau Gandrung itu lewat jalur selatan. Banyak kereta ekonomi yang lewat sana, kayak kereta Serayu atau kereta jurusan Jatim, naiknya dari Senen, Kota, atau Jatinegara. Kalau Purwojaya ini lewat Cirebon, dan nda lewat Gandrung’

Dia agak bingung, tapi tetap kekeuh naik Purwojaya, karena dia rasa lebih aman serta sudah terlanjur bayar juga. Sudah nda dapat tempat duduk, salah kereta pula. Jadi sayapun memberikan sedikit solusi, gimana cara dia sampai ke Gandrungmangu
  1. Dia turun bersama saya di stasiun Maos atau Kroya, dan menunggu kereta Pasundan yang lewat di Maos sekitar jam 15.30. Jadi dia harus menunggu kurang lebih 2 jam di Maos/Kroya. Tapi saya bilang nti pas turun harus loncat dari pintu kereta dengan ketinggian kurang lebih hampir 1 meter dengan cepat, karena Maos hanya stasiun kecil dimana kereta ini paling lama berhenti  hanya sekitar 2 menit saja. 
  2. Turun di Cilacap, dan mencari bis yang menuju Jawa Barat atau Sidareja atau bisa juga naik kereta lagi terserah dia mana yg dia suka.

Dia tidak suka naik bis, pusing memikirkannya kata dia. Saya bilang, jangan dipikirkan, tapi dinikmati saja hehehe.
Dia menitipkan semua barang bawaan ke saya, sementara dia ke toilet di lantai bawah. Wew…ni anak percaya banget ma saya, kalau saya jahat habislah bawaan dia. Bahkan dia menyimpan uangnya di tas besarnya, saya menyarankan supaya uangnya di saku aja dan taruh di tas yang dia bisa bawa kemana-mana. Dia berharap duduk di sebelah saya, tapi saya tidak janji karena dia bisa diusir oleh yang punya kursi. 
Singkat cerita ketika sudah di dalam kereta, dia tidak duduk di sebelah saya, karena di situ Bapak pemilik kursi bawaannya seabreg dan berat, dan Bapak itu ngedumel katanya barang bawaanya dikenai tarif seperti di bagasi pesawat. Ya iyalah Pak, bawa besi berat gitu yang katanya baut. Saya aja ga bisa selonjor nich, tempatnya buat naruh bawaan dia.

Azizah duduk di kursi seberang, bersama satu orang cowok yang baru lulus SMA juga berasal dari Palembang yang mau merantau ke Cilacap yang tidak dapat tempat duduk juga. Cowok itu mau kerja di tambak udang katanya. Saya tersenyum melihat mereka, kayak sinetron aja. Azizah supel sekali, dengan segala keluguan dan keramahannya dia berhasil membuat 2 orang Bapak-bapak  pemilik sah kursi itu menyingkir memberikan kursinya untuk mereka berdua. Entah pindah kemana dua orang bapak itu. Mereka nda tega rupanya melihat anak-anak itu berdiri dan mengalah mencari tempat duduk lain.

Sayapun lega karena Azizah dapat tempat duduk juga. Dia berusaha mengajak ngobrol semua orang di sekitarnya, karena dia tidak mau perjalanan jauhnya jadi membosankan. Sementara saya kembali membaca majalah, dan sesekali tersenyum melihat tingkahnya.
Saya jadi teringat beberapa tahun yang lalu pertama kali datang ke Jakarta, saya juga kurang paham aturan main berkereta. Beberapa kali tidak dapat kursi, tapi selalu saja ada orang yang mau menolong membagikan kursinya dan mengajak saya mengobrol. Sayapun akan membalasnya, mungkin tidak kepada penolong-penolong saya, tapi membalasnya ke orang lain yang memerlukan pertolongan. Saya tidak pandai mengobrol dan tidak supel, tapi saya masih bisa tersenyum dan seorang pendengar yang baik hehehe
Sayapun mendengarkan celoteh Azizah, yang berhasil lagi membuat Bapak2 cool di sebelah saya pindah tempat duduk juga. Busyet dech ni anak…

Kamipun berbagi makanan yang kami bawa,sambil bercerita. Saya bagikan  pispas yang saya bawa buat oleh-oleh (lihat postingan saya sebelumnya pispas-enak...., karena rupanya dia belum sarapan dan tidak mau membeli makanan di kereta.
Ternyata dia anak pesantren, pantesan lugu dan sopan sekali. Tasnya yang lumayan besar itu rupanya berisi rok untuk anak2 pesantren. Lorong kamipun jadi lumayan rame. Biasanya saya hanya tidur  atau membaca majalah/buku sambil mendengarkan musik sepanjang perjalanan kalau orang sebelah saya cuek juga, senang juga kali ini ada teman ngobrol.
Pas saya turun, dia mencium tangan saya, weeeww…. Mungkin dia nganggap saya ini kakaknya kali ya … Ok baiklah de, semoga nyampe tujuan dengan selamat. Entah  kapan bisa bertemu lagi.

Jadi pengin berbagi sedikit tips naik kereta nich, siapa tau ada yang belom pernah naik kereta api, biar nda terjadi kasus seperti Azizah tadi J
  1. Usahakan pesan tiket KA jauh-jauh hari, biasanya 30 hari sebelum hari H, tiket sudah bisa dibeli
  2. Pantaulah jadwal kereta api, tujuan, dan tarifnya, sudah ada web-nya kok di http://www.kereta-api.co.id, walaupun menurutku masih perlu dipercanggih lagi. Disana sudah ada petunjuk bagaimana cara pemesanan tiket KA. Ada 5 cara pemesanan tiket untuk kereta Eksekutif dan Bisnis

§         Penjualan dan pemesanan di Loket stasiun PT. KA
§         Pemesanan lewat Pusat Reservasi
§         Penjualan lewat Agen
§         Penjualan lewat Call Center
§         Penjualan lewat loket PT. POS
  1. Kalau membeli tiket langsung, usahakan waktunya jangan terlalu mepet dengan jadwal keberangkatan, menghindari kehabisan nomor kursi dan antrian yang panjang
  2. Kalau terpaksanya tidak dapat tempat duduk, bawalah alas duduk, atau bersikap baik dan ramah biar bisa ditolong kayak Azizah tadi, dan jangan sungkan bertanya kepada petugas kereta seperti Pak Kondektur tentang kemungkinan masih adanya kursi yang kosong di gerbong lain. Bisa juga mencari sendiri kursi kosong dengan jalan-jalan ke gerbong lain
  3. Bawalah bekal makanan dan minuman sendiri, karena makanan di kereta mahal dan rasanya lebih sering kurang enak
  4. Seperti umumnya bepergian jauh, bawalah jaket dan obat-obatan yang dirasa perlu, dan juga bawa bacaan or music player atau apapun itu untuk meneman perjalanan agar lebih menyenangkan
  5. Tentu saja yang paling penting duit,tiket, dan hp jangan sampai ketinggalan J
Semoga bermanfaat :)

Comments

moonlite! said…
waaaah saya jarang reservasi lama, maklum seringan mendadak kalo pergi makanya ya senasib kaya azizah suka ga kedapetan kursi tapi alhamdulillah tetep duduk sih. make jurusnya azizah juga, yang penting supel ;D
Gaphe said…
saya kalo naik kereta biasanya dadakan.. jadi inget emang naik kereta seringnya sih bawa makanan dari luar. soalnya didalem mahaal.. semangkon mie instan aja 15 ribu. ih.
latifatul ali said…
oky.. ntar klo uda ada kereta jakarta medan insaallah di coba tips2 nya mbak.. :)
ria haya said…
@Ata : hehehe, asal jgn pas lebaran mendadaknya...

@Gaphe : hahaha bisa dpt 5 mi istan ya 15rb

@latifatul ali : weew..kpn ya ada kereta api lintas pulau di endonesa ini?

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Kebunku

Ternyata namanya adalah Sero