Grasberg Mine Tour Part 1

Akhirnya aku mendapatkan ijin berkunjung ke Grasberg Mine. Sebenarnya tujuanku berkunjung ke sini yang penting adalah aku menginjakan kakiku di bumi Papua dan melihat tempat adiku tinggal selama bekerja. Dan lainnya aku anggap sebagai bonus dan keberuntungan. Lagipula sekitar 2 minggu sebelum keberangkatanku ke Papua, adik mengatakan bahwa tidak ada jadwal Grasberg Mine Tour pada tanggal-tanggal kunjunganku ke sana. Aku mengatakan tidak apa-apa, yang penting aku ke sana, itu sudah cukup. Aku tidak mau mengubah tanggal atau mengundur kunjunganku ke sana ke pertengahan bulan Ramadhan.
Tapi rupanya dia masih mengusahakan agar aku bisa ke Grasberg Mine, dan rupanya berhasil. Maka aku anggap kalau aku beruntung :)

Sekitar jam 6 pagi aku sudah harus siap melakukan perjalanan ke sana yang akan melalui HEAT Road. Kondisi badan sebenarnya harus fit, karena tekanan udara di sana tinggi, tetapi flu-ku malah makin menjadi. Tapi hal tersebut tidak akan membuatku mundur. Aku  harus memakai helm, kacamata, rompi dan sepatu yang semuanya khusus dipakai di area pertambangan. Dan tentu saja harus memakai jaket tebal yang hangat dan melindungi tubuh dari udara yang sangat dingin. Huwa.. badanku jadi seperti bola dengan semua atribut itu, tinggal menggelinding saja nich.

Untuk menuju ke sana aku dan tim kecil yang menemaniku menaiki mobil Toyota Land Cruiser, yang harus dikemudikan oleh seorang yang mempunyai lisensi khusus mengemudi untuk melewati HEAT (Heavy Equipment Access Trail) Road. Jalan HEAT (HEAT Road) diperuntukan bagi kendaraan besar yang mengangkut suku cadang alat-alat berat ke wilayah Grasberg. 

mobil yang kami naiki
Jalannya mantabz, berkelok-kelok, dengan kanan kirinya perbukitan, tebing dan jurang yang curam. Kondisi jalan juga tidak kalah dengan off road, berbatu dan berlumpur, jadi sabuk pengaman harus benar-benar dipakai. Dan di sini juga harus berhadapan dengan kendaraan besar seperti truk angkut (haul truck), grader, dozer, dan entah apalagi nama kendaraannya. Jarak antar kendaraan katanya minimal 50 meter dengan kecepatan yang telah ditentukan. Setiap kali menjumpai belokan, mobil harus berhenti sejenak untuk memastikan tidak ada kendaraan lain yang melintas dari arah yang berlawanan. Dan kami melewatinya dalam kondisi hujan, dan kabut tebal di mana-mana, jadi semakin mantap kan… Pemandangan yang indah sesekali terlihat dari singkapan kabut. Aku menghitung ada beberapa air terjun yang terlihat cantik. Dan aku juga melihat banyak aliran air bening mengalir menuruni bukit, aku menyebutnya SLD (Single Line Drain) hehee. Di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba terlihat matahari bersinar, ah leganya…karena bisa melihat puncak gunung dengan latar langit biru yang bersih. Subhanallah…


HEAT Road


O, iya sebelum memasuki HEAT Road, tadi kami harus melewati check point untuk di cek oleh petugas, apakah kami memenuhi syarat atau ijin memasuki wilayah tambang. Visitor ID (ini bayar 200rb rupiah loh untuk mendapatkannya) dan segala surat-surat ijin, saya keluarkan untuk diperiksa. Tampak di layar monitor data dari ID keluar, dengan tulisan Acces Granted. Wew, seperti di pilem-pilem yang pernah saya tonton saja hihihi.

papan berisi aturan


Mungkin sekitar satu jam sampailah kami di perkantoran atas, dengan ketinggian sekitar 4000 m dpl.  Tampak pegawai-pegawai tambang sedang sarapan. Wah  bapak-bapak semua. Aku baru melihat satu cewek berwajah Papua selain aku, adikku dan temannya. Kamipun di sapa oleh bapak-bapak tersebut “Selamat Pagi…” sayapun menjawab salam mereka plus cengar-cengir. O iya aku lupa, aku kan memakai rompi yang ada tulisan salah satu departemen mereka, mungkin aku dikira pegawai juga kali yach? Hihihii…

Jadwal kunjunganku ke Grasber Mine baru dimulai sekitar jam 10 siang. Sambil menunggu akupun melihat-lihat suasana kantor dan sekitarnya, tentu saja sambil jeprat-jepret memfoto. Setiap ketemu bapak-bapak tambang di luar kantor (mungkin pekerja lapangan), selalu di sapa “Selamat Pagi…”, wah ramah-ramah sekali  orang-orang ini yang kebetulan saya temui berwajah Papua, beda dengan kantor saya di Jakarta yang cuek-cueknya minta ampun.

Karena jam 10 masih lama, akupun diajak berjalan-jalan di area tambang lama Gunung Bijih Timur (GBT) atau Ertsberg dan naik trem atau kereta gantung. Trem dibuat untuk mengangkut karyawan dan material yang dibutuhkan dalam operasi tambang Concentrating Plant di Mile 74 menuju GBT. Perbedaan ketinggian antara kedua tempat ini adalah sekitar 700 m.

Ada dua trem yang dioperasikan. Trem 1 mampu menampung 80 orang karyawan dan berfungsi juga sebagai kereta angkut barang, sedangkan Trem 2 mampu mengangkut 100 karyawan. Dan sepertinya aku menaiki Trem yang kedua. Dan jadilah kami 3 orang cewek naik Trem, dimana semua penumpang lainnya adalah lawan jenis kami. Tentu saja ada berbagai komentar, digodain, dan dibecandain. "Haaa…mau main-main saja ni pasti cewek2". Tapi kami cuma cengar-cengir aja. Aku berdiri dipojokan trem, sambil melihat-lihat pemandangan yang dilalui trem yang sesekali terlihat dibalik tebalnya kabut. Busyet tremnya bau jengkol. Kata pegawai di sana kadang memang ada yang suka jahil membawa petai atau jengkol. Busyet jahil sekali ni bapak-bapak. 


Tidak ada lima menit sampailah trem di pabrik pengolahan, kami tidak ikut turun. Kami akan naik lagi dengan menggunakan trem yang sama. Trem yang seharusnya kosong, untuk menjemput lagi pegawai di atas, tapi tidak kosong, masih ada kami bertiga. Tidak boleh naik trem hanya sendirian, minimal 2 orang. Agak ngeri juga sich, naik trem kosong begini, soalnya jadi terlihat seperti akan menabrak bukit batu ketika tremnya naik. Mumpung kosong, akupun jeprat-jepret lagi sambil narsis. Soalnya pas tadi rame-rame, disorakin melulu waktu foto-foto.


Nah, waktu sampai ke atas lagi, kami malah disorakin ramai-ramai oleh bapak-bapak yang akan naik trem, ingat 1 trem muat 100 orang. Heboh banget, di huuuu huuu huuuu-in. Kami  cuma ngakak-ngakak saja, sambil ngabur. Sepertinya kami jadi sasaran empuk buat hiburan mereka di pagi hari. O iya, di sini cuacanya ekstrim. Sebentar terang, sebentar hujan, sebentar berkabut. Tidak dapat diprediksi. Mulutku juga mengeluarkan embun karena dingin. 

Jadi berpikir, wah berat juga ya bekerja di sini. Tiap hari makan nasi kotak plus cuaca yang tidak menentu. Bahkan katanya pernah hujan es, hujan salju dan pada waktu-waktu tertentu juga ada angin kencang.






Galeri Foto :

pabrik pengolahan...wow luasss (pemandangan yang terlihat waktu naik trem)

diapit perbukitan

papasan dengan truk gede (difoto dari dalam mobil)
parkiran
negeri di atas awan ^_^



area tambang lama

Comments

zan P O P said…
foto2 pemandangannya bagus - bagus ya, apalagi yg negeri diatas awan ^_^'
ria haya said…
@Zan : hehehe... salam kenal Zan ^_^
putiL said…
kayaknya seru nih... jadi pengen ke sini juga... kunjungin spupu :D
Rawins said…
lubang pit bekas galian sampai sedalam itu
parah banget memang perampokan kekayaan alam bumi indonesia ini
termasuk aku juga ikut jadi perampok
hiks..
ria haya said…
@pri crimbun : kalau cuma untuk jalan2 sich emang seru, ga tau ya kalau yg kerja hehehe

@Rawins : iya Mas, itu belum Grasbergnya.
yach daripada dirampok org luar negeri doank, biar tambah rame org dlm negeri ikutan :p (#toyor-toyor)
Una said…
Emang ada turnya gitu di Grasberg? Pengen ke sana jugaaaa...
Ibuku pernah dan gak ngajak-ngajak. Dia cerita katanya gak boleh lari-lari di sana, karena oksigennya dikit. iya po mbak?
ria haya said…
@Sitti Rasuna Wibawa : ada, tapi hari2 tertentu aja, week end gitu. Ada guidenya juga. Tinggal urus ijin2nya aja ke pihak yg berwenang di sana. Tapi kalau sekarang kayaknya ga ada, lha lagi rusuh mulu tuch aku liat di TV . Mo lari2 boleh aja kalau kuat, and balapan ma haul truck huahahaha

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Ternyata namanya adalah Sero

11.11