Finally...Economy Class+Alone

foto ngambil di GE
Akhirnya berhasil juga saya naik kereta ekonomi sendirian waktu pulang kampung kemarin. Halah!! Iya, sebelumnya saya ngga pernah mau naik kereta ekonomi sendirian, paling tidak ada temannya, minimal satu orang. Karena sebelumnya menurut saya naik kereta ekonomi itu mengerikan, suasananya panas, amburadul, rusuh, pokoknya ga nyaman saking penuhnya. Pedagang, pengamen bahkan copet juga banyak, membuat susah untuk tidur di kereta. Baru tidur dah dicolek oleh pengamen, dikiranya pura-pura tidur supaya tidak kasih duit ke pengamen tersebut. Hadeeehhh....
Pernah dulu lagi enak-enaknya tidur karena memang sudah lewat tengah malam, mungkin sekitar jam 2 atau 3 malam, eh dicolek dua pengamen bencong wer ewer yang badannya gede menakutkan. Karena kesal, saya bilang "ga punya duit!!" dengan galaknya. Waktu itu saya berani, karena di sebelah saya ada Bapak saya hehee. Coba dech kalau lagi sendirian, beeehhhh....ga ada receh, ribuanpun jadi dech...

Nah kemarin saya ingin mencoba naik kereta ekonomi sendiri karena katanya sekarang sudah tidak ada lagi tiket berdiri, jadi saya pikir pasti lebih tertib tuch keretanya. Lagipula harga tiket liburan Natal untuk kereta selain ekonomi melonjak lumayan tajam untuk kantong saya. Untuk jurusan Jakarta - Cilacap, jika naik kereta Purwojaya yang bisnis harga tiketnya Rp. 160.000; eksekutif dua kali lipatnya, dan ekonomi (kereta Serayu Malam) hanya Rp. 25.000; Nah, jauh kan perbandingannya...

Di stasiun keretapun jadi lebih tertib. Karcis benar-benar diperiksa di pintu ruang tunggu. Jadi ruang tunggu keretapun terasa lebih bersih dan nyaman, karena tidak terlalu banyak orang.

Masuk keretapun tidak terlalu rusuh berebutan, tidak ada lagi adegan eyel-eyelan tempat duduk. Karena kadang ada orang yang tidak punya tempat duduk di karcisnya, masih ngeyel duduk karena dia datang duluan, cape dech....
Tapi hal-hal tersebut tidak saya lihat kemarin, setidaknya di gerbongku. Karcis benar-benar diperiksa, kalau saya tidak salah hitung 6 kali diperiksa. Petugas benar-benar memeriksa karcis, dan mencocokkannya dengan nomor kursi yang diduduki. Katanya kalau ada penumpang yang melanggar, benar-benar akan diturunkan di tengah jalan.

Waktu mudik kemarin saya kebetulan duduk di kursi yang dekat WC, agak khawatir juga tuch kalau bau. Dan wew...saya cewek sendiri. Tengok kanan kiri, depan, belakang, sudut sana, sudut situ, cowok semua, mana saya di pojok pula. Hadeeehhh...serasa di sarang penyamun nich. Kebanyakan tentara bahkan masih memakai seragamnya, tasnya seragam pula. Usia mereka masih muda, mungkin 20 tahunan. Karena saya 'cool' banget alias diem aja, dan sok sibuk membaca koran, penampilan juga biasa saja tidak ada yang menarik, jadi Alhamdulillah aman-aman saja hehehe. Untung mas-mas di depan saya pengertian mau menggeser kakinya, jadi saya bisa selonjoran kaki sesekali. Karena kalau naik kereta ekonomi, kesulitan yang paling utama menurut saya adalah kaki susah selonjor. Bayangkan jika perjalanan jauh hanya bisa duduk tegak saja selama berjam-jam, pegelnya bo........
Jadi jangan heran jika ada berbagai gaya duduk dikereta ekonomi, bahkan ada yang sesekali berdiri di atas kursinya, sambil tertidur pula. Sayang saya tidak berani memotret.

Sejauh yang saya alami kemarin, boleh juga nich pelayanan kereta apinya, selain tidak bisa selonjor dan menabrak waktu solat subuh ya..hehehe, ya ana rega ana rupa lah....
Kereta hanya telat sekitar 15 menitan, nyampai tujuanpun tepat waktu, tidak banyak pedagang yang berseliweran pula, jadi lumayan bisa memejamkan mata.

Sepertinya PT.KAI sedang berbenah, memperbaiki atau meningkatkan mutu pelayanannya. Di beberapa stasiun yang dilewati, juga terlihat kursi-kursi baru di pasang, bangunan gedung juga terlihat lebih bersih dan rapi dengan catnya yang sepertinya masih baru, Beberapa stasiun kecil juga sudah membangun mushola dan toilet. Hmmmm...sudah lama sekali saya tidak melewati jalur rel kereta api selatan, sudah lumayan banyak yang berubah rupanya.

Jalur selatan ini lebih menarik menurut saya, daripada jalur tengah lewat Cirebon yang biasa saya lewati, dan jalur utara yang lewat Semarang, walau di sana bisa melihat laut. Jalur selatan lebih berkelok-kelok, melewati perbukitan dan pegunungan, dan tentu saja pemandangannya lebih hijau dan segar. Banyak yang menjual buah-buahan pula, dari sawo, rambutan, stroberi, apel, jeruk, pir, salak, dan entah apa lagi. Sayang kemarin saya naik kereta malam, jadi hanya bisa menikmati pemandangan selepas subuh saja, dari Banjar menuju Maos. Dulu waktu masih kecil sich lumayan sering lewat jalur selatan ini, main ke rumah Pak De di Bandung, dan sepanjang jalan ngunyaaahhh mulu, karena entah kenapa rasanya asik dan nikmat makan di kereta sambil lihat pemandangan hehehe.

Kemarin juga, makan segelas P*p Mie aja rasanya hangat dan nikmat, maknyus! Padahal kalau di kos saya kurang suka makan P*p Mie. Entah karena saya emang lapar, atau karena tangan yang membuatnya beda ya, atau karena efek naik kereta ekonomi ?hehehe

Bapak dan ibu saya senang sekali saya mau naik kereta ekonomi sendirian, bisa ngirit katanya hahaha. Biasanya saya selalu pulang pergi mudik naik Purwojaya, bahkan saya belum pernah naik bis, mobil, motor atau travel, apalagi truck, untuk mudik selama saya di Jakarta ini. Salah satu teman saya sampai heran “Kok dapat terus sich Mba tiket keretanya?” Hmmm...kasih tau gak yach...? :D


Yach sesekali naik kereta ekonomi lumayan juga kalau tertib dan nyaman, ganti pemandangan dan suasana juga, serta irit ongkos itu yang paling penting  :)

Comments

Unknown said…
wah, kalo saya gak akan berani sendirian naik ka ekonomi. soalnya sering denger kisah2 menakutkan. hehehe
aku pernah naik kereta ekonomi pasundan dari surabaya ke jogja.. perjalanan 7 jam berdiri sepanjang jalan.. turun dari kereta kaki udah gemeteran.. wkwkwkkwkw
ria haya said…
@Sang Cerpenis bercerita : hehehe...ayo nyoba saja mba sesekali, pasti akan lebih banyak warna :)

@Djangan Pakies : wah makasih Pak Sis, dah repot2 mampir ke sini. Maklum Pak, cewek banyak yg dipikirkan..(halah!) hehehe

@Tri Setyo Wijanarko : wkwkwkwk, saya paling lama berdiri sekitar 4 jam, naik bis penuh dari cilacap ke jogja...bener2 bikin gemeteran
Igniel said…
selamat, berarti udah bisa melawan rasa takutnya sendiri :">
ria haya said…
@ [L]ain : benar, yg paling sulit adalah melawan ketakutan diri sendiri
zan said…
semoga saja pelayanan semakin memuaskan, wah jadi pengen naik kereta api...
Una said…
Hihi aku belum pernah kesampaian naik kereta ekonomi. Takuttt...
Bunda sylaa said…
itung-itung pengalamn ya mbak,sesekali naik kereta kelas ekonomi.
ria haya said…
@Zan : Amiin...

@Una : hihihi...2012 naik kreta ekonomi ya Una :D

@Mba Atma : kalau pengalaman naik kreta ekonomi rame2 sich lumayan sering, kalau sendirian lah baru kemarin itu hehehe
Suratman Adi said…
sukur lah nek wis ora semrawut nang sepur,disit jan ora memper,apa maning sing jenenge sepur SERAYU jan mambu pesing,kotor,akeh premane.
ria haya said…
@Suratman Adi : tinggal liat kelanjutannya, konsisten apa ga PT.KAI hehehe
Andy said…
aku paling enggan atau bahkan takut naik kereta,soalnya wajah kereta indonesia jauh dari kata layak dan aman untuk setiap penumpang'a
makanya tak heran,banyak orang seperti saya yang justru menyukai naik BUS dibanding naik kereta karena alasan satu & lain hal
idana said…
saya belum pernah naik kereta api....di Bali kagak ada hehe
ria haya said…
@Andy : Saya dah sering naik kereta dr kecil. Karena wong ndeso jadi ya biasa naik kreta ekonomi, separah apapun keadaannya, tdk ada pilihan lain. Di sana ada berbagai hal yg mungkin tdk didapat di tempat lain.

@idana : bukannya sebentar lagi ada kereta dg rute mengelilingi Bali?
al kahfi said…
wah saya pernah tuh punya pengalaman naik kereta api lagi tidur eh...tas kecopetan,apes dech....
Gaphe said…
saya kalo nggak pake terpaksa banget, kayaknya nggak bakal milih pake KA ekonomi deh.. udah dua kali make dan trauma.. bukan apa-apa sih, cuman kan kalo traveling istirahat itu kan penting.. apalagi jalan jauh :)
ria haya said…
@al kahfi : Alhamdulillah Mas saya lom pernah kecopetan, jangan sampai lah ya...hiiiiii...takuut

@Gaphe : Iya emang capek bgt naik ekonomi, ya sesuai harga yg dibayar lah... Asal ada temennya sich, kalau saya mau2 aja naik kreta ekonomi ^^
Yanuar Catur said…
itulah enaknya ekonomi,,,banyak pengamennnnnnnnn seperti saya..hahaha (bukan wer-ewer lho)
Ely Meyer said…
salut, berani naik kereta api ekonomi sendirian :)
rumputilalang said…
aku malah belum pernah naik kereta api sekalipun, kapan-kapan mau juga kalau diajak hehehe....
ria haya said…
@ yanuar catur rastafara : suka sich pengamen, asal jangan ngasal, dan sopan
masa maksa banget ampe bangunin org tidur...hadeeehhh

@Ely Meyer : hehe...teman2 saya banyak yg lebih berani

@rumput dan ilalang : yuk...naik kereta api tut..tut..tut...siapa hendak turut... ^^
Dee Ayu said…
wahh.. kangen dah lama ga naik kereta api ke jawa :)

Salam kenal :)
ria haya said…
@Dee Ayu : Salam kenal juga mba ^^
Gumi El Rumi said…
Hidup kereta ekonomi :D

hha

salam kenal yah

visit my blog too :
http://mybubblegumstory.blogspot.com/

and comment on it :D
ria haya said…
@Gumi El Rumi : salam kenal juga
baiklah langsung menuju TKP ^^
Unknown said…
Slama dijakarta, sama skali belom pernah coba naek kreta ekonomi ato naik bus....solany yah itu td takut gak nyaman ajah, dah getuh jarak tempuhny lbh lama pulak. kpn2 nyoba aaaahhh ;p
ria haya said…
@ Broden Mbois : aq jg lom pernah nyoba naik bus dr jkt k kampung, takut mabox hehehe
Pelayanan Kereta Ekonomi sekarang cukup lumayan membaik...salah satunya ...PT KAI tidak lagi menjual tiket berdiri...he he menurut spanduk yg ane baca di stasiun Kutoarjo...
ria_haya said…
Iya makin membaik sich, ada ACnya pula. Tapi juga harga tiketnya naik juga. Maunya harga tiketnya jangan naik terlalu banyak tapi pelayanannya meningkat banyak hahahaha

Popular posts from this blog

Contoh Modul Ajar IPAS kelas 6 SD dengan topik Enam Benua di Dunia

Ternyata namanya adalah Sero

Dari Jendela Pesawat