Akhirnya ke Warung Apung

Gara-gara mobil keblusuk, waktu kita jadi kepotong untuk evakuasi mobil. Sepertinya harus mengubah rencana nich. Aku bertanya pada teman adik yang sudah pernah menjelajah beberapa pantai di GK, apakah ada yang lebih bagus dari Pantai Klayar? Mereka menjawab tidak jauh berbeda dan tidak lebih bagus dari Pantai Klayar. Maka kami memutuskan untuk balik ke Jogja, tujuan selanjutnya kita pikirkan sambil jalan saja. Sepertinya wisata kuliner lebih enak hehehe. Kami meninggalkan wilayah Pacitan sekitar jam dua siang lebih, dan belum makan siang. Kami hanya ngemil makanan yang kami beli di SPBU tadi. Lagipula selera makanku agak hilang.
Aku sedang menghitung waktu. Rencananya sore itu aku akan langsung pulang ke Cilacap, demi menghemat biaya semalam di penginapan hehehe. Lagipula besok sorenya aku harus balik Jakarta. Paling tidak jam 7 malam  aku harus sudah di terminal Giwangan Jogja, dan berharap tidak ketinggalan bis terakhir ke Cilacap.

Cuaca cerah, pemandangan perbukitan hijau yang kami lewati sepanjang perjalanan sangat indah. Kami melewati Museum Karts di wilayah Pracimantoro, Wonogiri. Sebenarnya aku ingin ke sana tapi sudah sore, lain kali lagi saja.  


Pemandangan yang dilewati


Perjalanan pulang terasa lebih cepat daripada waktu berangkat, tak terasa sudah sampai di area Wanagama yang rimbun, membuat kami kagum, sungguh hebat profesor yang membuat daerah kapur ini rimbun oleh pepohonan besar (gak lebay kan yach? hehehe). 

Sekitar waktu Ashar, kami sampai di Bukit Patuk, GK. Kami berhenti sebentar di suatu area, di mana di sana kami bisa melihat pemandangan wilayah Jogja dari atas. Ada beberapa warung di area ini, ada juga penjual jagung bakar di pinggir jalan. Sepertinya tempat ini sering dijadikan tongkrongan. Sayang gerimis kecil turun, jadi kami tidak berlama-lama di sini. Hanya berfoto-foto sebentar, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jogja.

View Jogja dari Bukit Patuk GK
Karena kami belum makan, sepanjang sisa perjalanan pulang kami membahas akan makan apa dan di mana. Kami ingin makan di tempat yang enak, unik, luas dan tidak terlalu ramai. Karena kami belum ganti baju setelah bermain-main di pantai tadi. Jadi daripada kami nanti membuat para pengunjung rumah makan bubar, karena mungkin bau pantai yang masih kami bawa merusak selera makan mereka hehe.

Salah satu teman adik mengusulkan Warung Apung. Waktu itu aku tidak terlalu ngeh, dan mengiyakan saja (masih mikir pulang ke Cilacap). Asal makanannya enak dan tempatnya asik, sesuai syarat yang disebutkan di atas hayuk aja. 
Kami melewati Candi Prambanan yang tetap saja membuatku kagum tiap kali melewatinya. Tapi karena sudah sore kami tidak mampir, sepertinya sudah ditutup untuk pengunjung. Mobil terus melaju ke timur, lho kok makin jauh dari Jogja nich? "Waduh gimana aku pulangnya nich, bisa ketinggalan bis nich kalau kesorean?" Adik mengusulkan setengah memaksa agar aku menginap semalam lagi saja, baru besok pagi pulang ke Cilacap, karena khawatir aku terlalu capek dan bisa sakit nantinya. Padahal rencanaku aku mau tidur saja di bis kalau aku pulang sore itu, kan istirahat juga to itu? hehehe.

Mobil semakin jauh meninggalkan kota Jogja, lho kok sudah sampai wilayah Klaten saja. Jauh amat. Tempat makan apa sich yang akan anak-anak ini tuju? Dan sepertinya yang punya usul tadi baru sekali ke tempat tersebut, dan dia rupanya agak lupa jalan. Akhirnya adik dan teman-temannya menghubungi teman kampus mereka yang tau Warung Apung ini. Kami keluar dari jalan besar antar kota antar propinsi (AKAP), dan menuju selatan (Klaten Selatan) memasuki wilayah pedesaan. Ya ampun, sebenarnya di mana sich letak warungnya? Teman adik yang ditanya, hanya memberi petunjuk lurus terus aja. Tapi kami tidak menjumpai warung atau sejenis tempat makan. Sepanjang jalan hanya sawah yang luas. 
Pemandangan sore yang indah. Jalanan desa yang halus dan lurus, di kanan kirinya terbentang sawah dan perkampungan desa yang asri. Di beberapa ruas jalan dipenuhi anak-anak muda yang sepertinya akan balapan motor di jalan lurus halus ini. Karena kami takut nyasar, beberapa kali kami berhenti dan bertanya di manakah letak Warung Apung berada? Hari sudah semakin sore, dan jarum jam di tangan sudah bergeser semakin mendekati angka 5. Dan kami belum sholat Ashar. OMG...Astaghfirullah...

Alhamdulillah, setelah menelusuri jalanan desa, sampai juga kami di tempat yang kami tuju. Oalah....di Rowo Jombor to tempatnya...pantesan jauh. 

Letak Warung Apung  (7°45'8.39"S,110°37'25.84"E), Rowo Jombor, Bayat, Klaten, Jateng

Deretan Warung Apung Tampak Atas

Tampak berderet-deret tempat makan yang mengapung di atas rawa. Beberapa ibu-ibu menawarkan agar kami mampir di tempat mereka. Kami akhirnya memilih tempat yang direkomendasikan teman, kalau tidak salah nama warungnya "Ilham". Wow...warung-warungnya mengapung di atas drum-drum yang disusun rapi di atas air. Kami harus menyeberang sebentar untuk menuju ke sana. Kami naik semacam gethek yang dihubungkan dengan tali, entah apa nama sistemnya. Pokoknya tali-tali tersebut ditarik oleh seorang petugas, dan taraaa...kami sampai di seberang. Hihihi lucu...

Lantai kayu yang kami pijak berbunyi setiap kali dilewati. Pada awalnya agak ngeri sich, takut drumnya copot dan bergeser, atau lantai yang kami pijak sudah lapuk dan ambrol. Maklum aku tidak bisa berenang, jadi rada takut juga kalau sampai jatuh ke dalam air.

Ternyata warungnya luas. Ada beberapa kamar mandi juga, dan mushola yang cukup luas untuk ukuran mushola di sebuah tempat makan. Hmmm...boleh juga nich...
Adik dan teman-temannya memesan banyak makanan. Aku ikut saja. Aku memilih duduk-duduk di tepian, kaki mengayun di atas air, sambil menikmati suasana senja di atas danau. Benar-benar indah. Sepi dan damai. Hanya suara angin dan air. Semburat senja di kejauhan sangat indah, matahari sore yang akan tenggelam di balik bukit, dan riakan ombak kecil danau yang berkilau tertepa sinar matahari sore yang semakin meredup diiringi angin sore yang dingin. Huwaaa...aku pengin hidup di desa lagi........

Rowo Jombor
Suasana di Warung Apung
Menikmati senja di Warung Apung, RJ


Menjelang maghrib makanan yang kami pesanpun jadi. Ada tempe goreng, tahu goreng, ikan wadeh, cumi goreng tepung, udang, cumi lagi (entah dimasak apa?), gurame bakar, gurame bumbu rujak, dan tumis kangkung serta teh hangat. Makanan yang pertama kali aku comot adalah tempe goreng, huwaaa...enaaak. Entah karena memang lapar atau suasananya yang asyik, tempe goreng ini empuk dan terasa enak sekali. Makanan yang lain juga enak, tampak sederhana memang penampilannya, tapi enak, seperti makan di rumah. Wuah banyak sekali makanan yang dipesan. Kami memaksa adik dan teman-teman cowoknya untuk menghabiskan semua hahaha. Mereka senang sekali, sebagai mahasiswa kata mereka, kapan lagi mereka makan makanan enak sebanyak itu gratis pula. Perbaikan gizi xixixi. Waktu masih jadi mahasiswi aku malah tidak pernah makan makanan seperti ini, paling mewah juga makan di KFC, itu aja yang paket combo double pas, 10ribu dapat dua porsi, dan ibaratnya setahun hanya dua kali makan di sana hahaha. Nanti kalau mereka sudah lulus dan dapat pekerjaan yang bagus dengan gaji lebih gedhe, giliran kami yang meminta dibayarin wkwkwkwk. 

Makanan yang dipesan

Setelah sholat maghrib, dan membayar makanan di kasir (sudah pakai komputer lho...), sekitar jam 18.30an kami meninggalkan warung tersebut. Mobil harus sudah dikembalikan jam 20.00 tepat. Atau kami disuruh membayar sehari lagi. Jalanan yang kami lewati yang tampak indah tadi sore, sekarang gelap. Tidak ada lampu jalan di area persawahan tersebut. Dari sore tadi aku juga tidak melihat angkot lewat desa-desa ini, padahal jalannya bagus. Aku tidak tahu, apakah ada angkutan umum untuk menuju kawasan Rowo Jombor itu? Padahal tempatnya lumayan asyik untuk menghabiskan sore di sana. Perjalanan sekali jalan Jogja-Rowo Jombor sekitar 1-1,5 jam naik kendaraan pribadi.

Sang pemilik mobil yang disewa sudah memperingatkan dan menelepon agar mobil sudah dikembalikan pada jam 20.00 sesuai perjanjian. Tidak boleh ditawar, karena sang pemilik mobil akan memakainya. Haduh...padahal kalau boleh menambah beberapa jam, dan membayarnya sebesar tambahan jam, lebih asyik tuch. Sekitar jam 19.30-an kami masih di Jl. Solo hahaha, akhirnya teman kami yang menyetir mempercepat laju mobil alias ngebut di jalanan AKAP yang ramai oleh berbagai jenis kendaraan. Ya sudahlah, aku tidak jadi minta diantar ke terminal, dan menginap semalam lagi sekalian istirahat di penginapan.

Comments

Rawins said…
wah hampir sama dong...
cuma kemarin ruteku dari wonosari wonogiri nya lewat semin
lewat praci kengidulen...
lumayan mampir di bakar ikan pak glinding
Ririe Khayan said…
Warung apung? Wisata kuliner yang sangat menarik kayaknya Mbak. Btw, Dimana-mana kalau perjalanan pulang memang selalu terasa lebih cepat daripada waktu berangkat.
outbound malang said…
kunjungan gan .,.
bagi" motivasi .,.
jangan pernah mengeluh dengan apapun .,.
tetaplah semangat dan nikmati semua.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.
Mbak Iis said…
wah..wah ..ternyata suka dengan travelling ya...menikmati perjalanan dan jajanan yang ada...menikmati makan diwarung sangat asiik sekali apalagi sama orang2x yang kita cintai....
salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Ternyata namanya adalah Sero

11.11