Kampung semakin ramai saja
Akhir-akhir ini ibuku dan ibu-ibu
yang lain suka bercerita kalau mereka sudah mulai kesusahan dan takut
menyeberang di jalan raya di dekat rumah, mungkin di jalanan lainnya juga.
Apalagi pada sore hari (bedug sore
istilah jawanya). Motor dan mobil berseliweran dengan kencang. Sehingga seringkali
mereka harus dibantu menyeberang, karena
bisa lebih dari 10 menit mereka diam saja di pinggir jalan, takut menyeberang.
Yah memang setahun terakhir ini
jalan raya di desa (jalan kecamatan atau jalan lokal, jalan kabupaten, jalan
provinsi, bahkan jalan nasional di kampungku ini) semakin ramai. Semakin banyak
mobil pribadi kinclong bersliweran, bahkan masih berplat merah dengan tanda X
dengan background putih alias masih baru banget dan belum punya STNK (plat
hitam). Jalanan juga mulus, hingga orang-orang mungkin lebih tergoda untuk
mengendarai mobil/motor dengan kecepatan tinggi, seperti di jalan tol. Dulu
selain Avanza atau APV jarang sekali mobil jenis lain yang lewat. Sekarang
sudah semakin banyak jenis mobil yang melaju di jalanan kampung, dan hampir
semuanya kinclong. Ada fortuner, pajero, CRV, jazz, mazda 2, yarris, hilux,agya,
aila, grand livina, taruna dan mobil-mobil lainnya (pickup). Warnanya juga tidak
melulu hitam atau silver lagi. Merah, putih sudah mendominasi jalanan. Bahkan
warna-warna lainnya seperti biru, hijau, pink, orange, juga sudah mulai
berkeliaran. Apalagi motor, semakin banyak tentu saja.
Jika aku bertemu teman-teman
mereka juga hampir rata-rata sudah mempunyai mobil pribadi. Di jejaring
sosial (sosmed) juga banyak yang pasang
profil sedang menyetir (selfie). Perempuan yang paling banyak hahaha.
Sepertinya saat ini mobil sudah
merupakan gaya hidup. Ataukah mobil sekarang sudah masuk kebutuhan primer? Masihkah tergolong barang mewah? Apakah di
negeri ini golongan menengah ke atas sudah tambah meningkat, hingga banyak yang
mampu membeli mobil pribadi? Apakah memang harga BBM masih terlalu murah? Atau keadaan
ekonomi negeri ini memang semakin membaik? Atau makin mudahnya kredit mobil
dengan DP ringan, dengan jangka waktu mengangsur yang semakin lama? Hmmm...entahlah.
Saya sudah jarang menonton berita di televisi
Waktu main ke KL, di sana jarang
dijumpai sepeda motor berseliweran di jalanan. Sepeda motor juga sepertinya
bisa masuk melewati jalan tol. Infra struktur di sana bagus dan macetnya tidak
separah Jakarta. Jenis mobil (merk) juga sepertinya lebih banyak dari di
Indonesia. Tapi kata teman, di sana jika membeli mobil kebanyakan kredit, atau
jika tidak salah ingat diwajibkan kredit. Cmiiw
Kalau kamu membeli mobil karena
apa? Kalau saya karena orang tua yang minta. Mereka sudah semakin tua (sudah mulai sering sakit), dan kasihan jika
pergi kondangan atau bersilaturahmi kehujanan atau kepanasan. Naik motor sudah
semakin takut, karena jalanan samakin ramai. Bahkan bapak ibu pernah diseruduk oleh
motor lain (tabrak lari), sampai jatuh terguling-guling dan pingsan di jalan.
Dan tidak ada yang berani menolong selain aparat polisi. Walau kita sudah
merasa berhati-hati berkendara di jalan raya, kalau orang lain masih seenaknya
saja berkendara di jalanan, itu tidak menjamin tidak terjadi kecelakaan di
jalan raya. Kemarin ada anak SMA yang meninggal karena ngebut dan menabrak
pedagang naik sepeda membawa keranjang di boncengannya. Mungkin karena ngebut,
jatuh terpelanting dengan keras, walau hanya menyenggol sepeda. Pedagangnya
sich tidak apa-apa. Dulu sore-sore begini paling hanya terdengar suara anak
bermain, binatang ternak yang mulai ribut masuk kandang, atau suara angin
sepoi-sepoi. Sekarang sudah mirip suasana kosku di Jakarta. Terdengar banyak
suara motor ngebut di jalan raya, yang hanya sekitar 100m dari rumahku. Jalan
hanya sepi waktu pagi atau malam saja.
Selamat Sore.....
Comments