Senin! Mari bekerja lagi :)

Semilir angin dingin bulan Agustus yang masuk melalui jendela kamar sungguh segar. Kadang membuatku mengantuk.  Tidak kalah dingin dengan AC di kantorku yang dulu. Kalau aku mau aku tinggal berbaring  meluruskan punggung dan mengistirahatkan mata sebentar di tempat tidur di belakang meja kerjaku.


Pemandangan di kebon belakang rumah


Aku masih sama membuat peta, bedanya sekarang aku bisa mengerjakannya di rumah. Dan jika aku bosan aku akan memboyong laptopku duduk di halaman belakang rumah, dengan pemandangan pepohonan dan merasakan langsung hembusan angin dingin musim kemarau ini. Dan jika sudah terlalu kedinginan aku akan membakar dedaunan kering yang selalu saja berserakan, walau sudah disapu. Jika kebetulan ada ubi atau singkong nganggur, aku tinggal membakarnya juga bersama dedaunan kering itu. :D

Sudah memasuki bulan ke 8 aku bekerja di rumah. Awal tahun baru ini aku memutuskan untuk pulang kampung. Seorang teman di Jakarta, mengajakku ikut berpartisipasi dalam proyeknya. Dan aku tidak akan maksimal mengerjakannya jika aku masih bekerja kantoran dari pagi sampai malam. Dengan membaca Basmalah aku memutuskan aku ikut, tapi dengan syarat aku boleh mengerjakannya dari kampung. Dan aku akan ke Jakarta jika ada training atau meeting jika aku diperlukan sekali untuk ikut. Aku tidak memikirkan bayarannya dulu, tapi aku berfikir  mungkin inilah saatnya aku mencoba sesuatu yang baru. Aku juga sedang sangat jenuh berada di Jakarta hehehehe

Pada awalnya ayahku tidak setuju, tapi aku berhasil meyakinkan beliau, kalau aku tidak mencobanya terlebih dahulu aku tidak akan pernah tahu hasilnya. Aku sudah siap jika nanti seandainya aku rugi, tapi pasti akan ada pelajaran yang bisa aku ambil manfaatnya langsung dari hasil percobaan itu. Dan kebetulan proyek ini juga bisa dibilang semacam pilot project. Aku dan beberapa orang temanku mencoba ikut proyek ini, tapi masing-masing dari kami mempunyai tim sendiri. Tim kami bentuk sendiri dan diatur sendiri. Masing-masing dari kami mempunyai wilayah sendiri. Yah aku masih satu-satunya cewek di proyek ini J

Proyek pertama bisa dibilang sukses. Aku mengerjakannya bersama adikku. Kebetulan dia baru saja lulus dari kuliah. Dan aku melatih anak-anak muda tetangga yang mau diajak bergabung mengerjakan proyek kecil-kecilan ini bersama-sama.  Tidak harus sarjana, tetapi minimal mereka bisa baca tulis dan mengerti dengan benar apa yang dikerjakan. Pekerja keras, mau belajar, dan jujur. Lebih suka jika ditambah disiplin dan tangkas dalam bekerja.
Tidak mudah memang, tapi juga tidak terlalu sulit. Anak-anak muda itu kadang harus sering diberi motivasi. Pada awalnya agak susah mencari partner yang mau diajak bekerja sama, karena mereka sudah mundur terlebih dahulu  begitu mendengar bayaran yang ditawarkan, dan terlalu banyak perhitungan sebelum mencobanya terlebih dahulu.

Tetapi,  Alhamdulillah menemukan juga anak muda yang mau belajar hal baru dan semangat, tanpa terlalu memikirkan bayarannya. Dua orang anak yang masih kuliah, satu orang adik temannya adik (lulusan SMA), satu orang adik sepupuku (lulusan STM). Mereka bekerja di lapangan. Adikku yang aku beri tugas untuk membimbing mereka sekaligus jadi team leader mereka sampai mereka bisa bisa ditinggal bekerja sendiri. Aku yang mengolah datanya sendiri. Dan jika aku sudah mulai keteteran dikejar deadline yang semakin dekat, aku akan meminta bantuan beberapa mahasiswa yang masih kuliah juga dan beberapa orang temanku yang ingin mempunyai penghasilan tambahan. Aku tinggal meng-QC hasil pekerjaan mereka, sekaligus memperbaikinya agar sesuai rule yang klien inginkan. Sebelumnya aku kirimkan dokumen yang berisi petunjuk pengerjaan dan rulenya kepada mereka melalui email. Aku yakin mereka bisa, karena tidak terlalu sulit. Yang penting mereka punya alat untuk mengerjakan dan software yang dibutuhkan. Jika belum ada, aku bersedia menginstalkannya dan senang hati mengajarinya.

Kenapa aku lebih memilih mahasiswa dibanding lulusan sarjana? Karena, pada awalnya aku tawarkan ini pada sarjana yang sudah lulus, tapi mereka menolak. Sepertinya masih terlalu banyak bermimpi dibanding bertindak. Dan langsung berhitung dengan bayarannya. Atau mungkin ego dan gengsi yang lebih mereka junjung. Beberapa memilih menganggur daripada bekerja keras dengan bayaran yang kecil menurut ukuran mereka. Berbanding terbalik dengan prinsipku dulu. Yang penting bekerja dulu walau bayarannya kecil hahaha. Jika aku sudah semakin ahli, profesional, berpengalaman dan layak untuk mendapatkan bayaran yang lebih besar, aku akan mendapatkannya. Insya Allah. Bukankah kadang besar kecil itu relatif? Entahlah....
Ya sudahlah, yang mau saja. Setiap orang mempunyai pilihannya masing-masing. Mungkin suatu saat para fresh graduater itu juga akan mengerti J

Mari bekerja lagi. Moga kedepannya proyeknya terus berlanjut dan aku bisa bekerja dengan orang-orang yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi, yang ingin maju dan berkembang bersama. Aamiin


Selamat Siang!

Comments

Semangat hari Senin!
Semangat bekerja!
Semoga sukses selalu, ya...

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Ternyata namanya adalah Sero

11.11