Liburan Hemat Ala Anak Kos

Long weekend kali ini saya ga pulang lagi. Hmmm…tiket kereta api bisnis dan eksekutif semakin mahal saja. Kenapa tidak naik kereta ekonomi? Haduuuhhh…penuhnya minta ampun, dan pegal-pegal badan saya tidak pulih dalam waktu seminggu. Kalau tidak terlalu penuh sich asik-asik aja. Keadaan ini membuat saya tidak sesering dulu untuk pulang kampung. Kebetulan kenaikan semua ongkos dan biaya hidup tidak diimbangi kenaikan pendapatan. Dan saya harus tetap menabung, karena saya tidak mau semua hasil kerja keras saya tidak berbekas atau ora ‘nyanthel’ sama sekali. Jadi saya mengerahkan kemampuan saya untuk mengatur keuangan dengan sebaik-baiknya demi keseimbangan hidup (jiaaah…bahasanya).
Lagian saya masih bermimpi keliling Indonesia, minimal mengunjungi pulau-pulau besarnya. Tidak ada business trip atau perjalanan dinas untuk staf seperti saya. So, kalau saya mau travelling, ya harus menabung sendiri.

Dan karena saya bosan di kos sendirian, tapi ga punya duit, tapi saya pengin jalan-jalan, maka saya memutuskan jalan-jalan keliling Jakarta naik busway. Kenapa naik busway? Karena busway ada AC-nya, dan bebas macet plus murah meriah, dan kalau buswaynya lagi ga penuh,nyaman banget. Walaupun  gak 100% bebas macet, karena selalu ada saja kendaraan yang melanggar lalu lintas, masuk jalur busway. Walaupun pelayanan transjakarta busway masih banyak kekurangan, tapi lumayanlah, daripada naik angkot.
Selain itu dengan naik busway saya tidak takut nyasar dan tetap hemat. Bayangkan jika naik angkot, berapa nomor yang harus saya hafal jurusannya. Saya cukup mengikuti jalur busway aja, dan berhenti satu stasiun sebelum stasiun terakhir, karena kalau di stasiun terakhir saya akan di suruh bayar tiket lagi buat baliknya hihihi. Maka dari itu biasanya saya membawa peta jalur busway, biar memudahkan perjalanan. Dengan cukup membayar Rp. 3.500; dengan trik di atas, maka saya bisa keliling sebagian kota Jakarta.
peta jalur busway


Apa yang saya lakukan selama perjalanan naik busway? Tentu saja saya melihat-melihat daerah yang saya lewati, sambil mencoba menghafal nama jalan, nama gedung, taman, dan lain sebagainya sekalian meningkatkan kemampuan mental map saya. Melihat barisan mobil yang terkena macet, dari yang dekil sampai mobil kinclong bermerk. Ada mobil porche yang keren tepat berhenti di depan halte busway, yang dikemudikan oleh seorang cewek cantik, membuat mupeng orang-orang yang lagi antri bus hihi. Saya hanya berucap “ semoga bukan hasil korupsi ya mba mobilnya”, karena tiba-tiba saja saya teringat kasusnya Malinda Dee. Saya juga suka melihat gedung-gedung pencakar langit, dan menghafal namanya, apalagi yang arsiteknya bagus sepeti Da Vinci Tower. Jika malam hari, beberapa gedung mempunyai siluet yang bagus, dengan efek warna-warni lampu yang unik. Sayang HP jadul saya yang sudah berumur lebih dari 5 tahun  tidak terlalu bagus untuk memotret di malam hari. Tak lupa pula melihat-lihat iklan di billboard, melihat kreatifitas iklan dan senyam-senyum sendiri kalau ada iklan yang lucu atau wagu hehehe. Menebak berapa ukuran  billboard yang  guede, dan menerka-nerka berapa ya tarifnya pasang iklan di situ?

Selain itu saya juga suka mengamati orang-orang di jalan dan orang-orang yang naik busway, apalagi kalau ada yang bening (cowok ganteng maksudnya…)hihihi. Saya mengamati tingkah lakunya, menebak umurnya, mengamati cara berpakaiannya, menebak apa kira-kira pekerjaannya, jangan-jangan dia copet huahahaha, pis..

Kalau hari-hari kerja biasa kebanyakan yang naik busway adalah para pekerja kantoran, lebih tertib dan wangi. Tapi kalau hari libur begini, biasanya rame dengan anak-anak kecil beserta orang tua mereka, yang mengisi liburan ke tempat-tempat wisata seperti ragunan, ancol, museum, dan tempat-tempat yang lain untuk wisata keluarga. Berisik sekali busway oleh celoteh anak-anak, bahkan kadang ada yang makan, padahal kan ga boleh makan dan minum di dalam bus. Segerombolan ABG labil yang berisik, dimana kadang tingkah laku dan obrolan mereka membuat saya tersenyum, dan membandingkan mas-masa ABG saya dulu, yang jauh berbeda. Dan  setelah berkeliling saya turun di pasar festival (entahlah saya belum bosan ke tempat ini), makan di food court yang ada di sana sambil nonton band, lagi-lagi mengamati orang-orang yang berlalu lalang dan melihat apa yang mereka makan. Kadang – kadang ketemu artis juga sich, lumayanlah…. Di pasfes ini yang paling saya suka adalah karena di sini ada toko buku bekas yang nyaman dan kadang-kadang ada pertunjukan gratis. Di toko buku bekas saya bisa membeli buku atau majalah yang masih disegel, walau sudah ga update, dengan harga miring. Saya bisa membeli majalah National Geographic bulan-bulan yang sudah lewat dengan harga mulai Rp.5.000; sampai dengan Rp 20.000, tergantung lamanya waktu yang terlewat. Kadang-kadang nemu juga komik yang masih disegel dengan separuh harga toko. Mungkin ni barang-barang yang ga lolos QC, tapi yang penting masih baru dan bisa dibaca hehehe

Dulu sich, saya heran kalau ada orang yang jalan-jalan atau makan di tempat umum sendirian, apa enaknya jalan sendiri? Sekarang saya mengalaminya, ternyata kadang jalan-jalan sendiri asyik juga. Bebas mo melangkah kemana saja, dan mo ngapain aja, mo makan di mana saja, pokoknya mo suka-suka gue. Mo bolak-balik nyoba-nyoba baju, tanpa bikin BT orang yang nemenin kita, memilih-milih buku dengan lama (karena biasanya sambil nyolong-nyolong baca hihihi). Walaupun tetap lebih asyik jalan-jalan dengan teman yang asyik pula ^^

Salah satu sudut Jakarta di hari libur. Coba tebak ini di jalan apa? ^^



Happy a nice weekend!!!

Comments

Yudi Darmawan said…
wakakak..
ini mah namanya La Tour De Bus Way, hehe..
ternyata mbak ria seneng ngamatin cowok2 ganteng..
hmm.. >:)
ria haya said…
berarti saia masih normal to... :D
Dailynomous said…
This comment has been removed by the author.
Dailynomous said…
tapi kalo naik transjakarta di hari biasa gak bisa bayangin deh mba ... hehehe .. wah perlu dicoba tuh ....
Unknown said…
hm.murah meriah tapi asik ya...emang paling enak ketika naik bus itu mengamati orang2 di sekitar kita.Termasuk mobil2 yg di samping bus yang kita tumpangi
Unknown said…
seep lah, jalan2 yg bnr2 hemat neh :)
lang lang blog said…
andai semua orang indonesia punya kesadaran untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi kecuali memang betul-betul membutuhkan dan selalu menggunakan kendaraan umum pasti kemacetan tidak akan terhindari, apa mungkin ya?
Eii said…
asik jln jln drpada bengong bengong.. hehe
nunggu busway mampir di bdg aja deh ;)
assyafieq said…
pengen ngrasain gimana rasanya naik transjakarta..
ria haya said…
>Brigadir Kopi : kalo hari biasa lebih mantabz...apalagi pas rush hours...mecedet plus kayak ikan asin hihihi :p

>Sang Cerpenis bercerita : iya... kalo liatin mobil2, bikin mupeng "kapan ya saia naik mobil mewah?" hehehe

>brodenmbois : hehehe...tau sendiri kan brp gajiku? wkwkwkwk

>Thanjawa Arif : apa sich yg ga mungkin? tapi entah kapan? kalau hal itu sampai terjadi pasti ada yang salah dg negeri kita kekekeke :p

>Eii Riss : wah kalah ya ma Jogja

>assyafieq : mainlah ke Jakarta...sebelum busway-nya rusak :)
joe said…
sayang tidak ada busway di kotaku .....
Diah Alsa said…
iyaahh ya Mbak, emang naik TransJakarta itu asyik, pake AC hemat pula :D

saya juga sebulan d Jakarta kemarin sangat menikmati fasilitas yg satu ini :D

salam kenal ya Mbak :)
Gaphe said…
yaah.. kalo beginian maah sering, secara lebih sering kaga punya duitnya. hahahahaa...

PS : maaf baru mampir, baru bisa koneksi internet mulus sekarang :P
ria haya said…
@joe : emang di mana mas ?
.:diah:. : salam kenal juga mbak ^_^
@Gaphe : hihihi, iyah, makanya saya lumayan sering tour de busway kekeke. wah dah slese ya konfrensinya??
choirul said…
saya mau pulang kampung akhir minggu ini Insya Allah
mesin said…
wah sepertinya asyik sekali ya
ria haya said…
@choirul : oleh-olehnya ya jangan lupa ^^

@mesin : cobalah!!! :D

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Kebunku

Ternyata namanya adalah Sero