Naik Chopper ke High Land (Tembagapura)
Tiba di Bandara Timika, saya menuju Visitor Center. Sepi dan dingin sekali ruangan ini. Akhirnya saya memakai jaket wol tebal saya, yang dari tadi masih tersimpan rapi di tas.
“Permisi, Selamat Pagi” saya ucapkan ketika masuk. Tampak seorang Bapak berwajah Papua asli sedang duduk serius di depan komputernya. Bapak itu sama sekali tidak bergeming, dan tidak menjawab salam saya. Haduh...saya jadi salting sendiri. Saya bilang bahwa saya adalah visitor yang ingin mengambil print ID. Bapak itu masih diam saja. Saya masih dicuekin. Okay baiklahlah, saya akan duduk saja menunggu di ruang tunggunya,mungkin beliau masih sibuk. Kemudian ada dua orang lagi penumpang pria yang masuk, meminta visitor ID dan print ID juga.
Agak was-was juga menunggu chopper ke-3. Karena kuping saya masih budeg sebelah,saya takut tidak mendengar pengumuman keberangkatan chopper. Cuaca di luar masih mendung dan gerimis. Ada kemungkinan kalau chopper batal terbang. Dan kalau itu terjadi, saya harus dengan lincah berganti check in konvoi bis. Alhamdulillah, setelah menunggu sekitar 10 menit chopper M3 siap. Rupanya harus naik bis dulu, menuju landasan choppernya. Tampak chopper sudah siap terbang, baling-balingnya sudah berputar, menciptakan angin dan suara yang keras. Pilot dan kopilotnya warga asing. Kata adik saya sich dari Rusia.
Sebenarnya visitor ID saya sudah jadi, dan dipegang oleh adik saya di High Land, jadi saya hanya perlu print ID saja, agar saya mendapat akses naik ke High Land. Bapak itu kemudian bilang, bahwa sistem sedang mengalami gangguan, jadi dia tidak bisa memberikan print ID. Wew, berapa lama saya harus menunggu nich, jangan-jangan saya sudah ditinggal bis dan chopper? Lalu saya menyerahkan dokumen yang menyatakan bahwa saya sudah memenuhi syarat untuk melakukan kunjungan keluarga, dan saya menyerahkan request chopper saya. Kemudian Bapak itu membaca, dan langsung menyuruh saya mengikuti beliau. “ Okay ibu, saya akan membantu ibu check in chopper” begitu kata beliau. Wew, saya pun dengan segera mengikuti beliau. Baik sekali bapak ini. Kebetulan, saya sendiri belum tahu tempat check in-nya. Setelah check in selesai, sebelum masuk ruang tunggu saya diharuskan menimbang berat badan dan bawaan. Sayapun melewati security check lagi.
Sayapun naik dengan sigap mengikuti lainnya. Seperti yang sudah saya bilang di postingan sebelumnya, bahwa di sini kita harus bergerak cepat. Saya duduk di sebelah jendela, agak ke belakang. Tidak lupa memakai sabuk pengaman dan hedset. Ooo..begini to rasanya naik chopper hihihi, asyik juga. Yang duduk di sebelah saya adalah model-model cantik yang akan fashion show di Tembagapura. Sejak dari Bandara Soetta, para model ini sudah menarik perhatian para penumpang lainnya, terutama para cowok dan Bapak-bapak hihihi. Dan beberapa kali mereka duduk di sebelah saya. Sepanjang jalan mereka sibuk foto-foto dengan BBnya. Begitu chopper terbangpun, mereka sibuk foto-foto. Namanya model sudah biasa jadi pusat perhatian, makanya mereka keliahatan cuek di mana-mana.
Cuaca masih mendung. Tampak awan tebal di mana-mana. Saya tidak bisa melihat pemandangan dari chopper. Hanya sesekali terlihat liukan sungai dan jalan. Tapi alhamdulillah, menuju ke atas cuaca lumayan cerah. Saya bisa melihat perbukitan hijau yang indah di sepanjang perjalanan. Tampak air terjun juga dan beberapa aliran sungai kecil yang airnya jernih. Huwaaa seperti menuju dunia lain. Pemandangannya keren.... Alhamdulillah....
Sayang saya tidak bisa melihat salju di Puncak Jaya, yang kata adik saya bisa terlihat dari chopper jika cuaca cerah.
Setelah kira-kira terbang selama 15 menit, sampailah di Tembagapura. Saya melihat adik saya sudah menunggu di landasan. Turun dari chopperpun harus dilakukan dengan cepat, karena penumpang dari High Land sudah siap bergegas menuju chopper ini untuk terbang ke Low Land.
Chopper yang saya naikin |
Pemandangan yang terlihat dari chopper |
Huwaaa...akhirnya saya nyampai juga ke Tembagapura. Hawa dingin dan sejuk langsung terasa, begitu saya menginjakan kaki ke tanah.
Tembagapura, kota di sebuah lembah pedalaman (yg ini gambar dari google ^^) |
Kemudian saya naik bis, menuju mes adik saya. Cuaca mendung dan gerimis lagi, padahal tadi cerah. Di sini cuaca sangat ekstrim dan sering berubah-ubah dengan cepat, dengan curah hujan yang tinggi. Tampak kabut di mana-mana, dan jalannyapun becek.
O,iya total perjalanan saya untuk sampai ke Tembagapura sekitar 15-16 jam. Berangkat dari kos sekitar jam 4 sore, sampai Tembagapura sekitar jam 8 pagi.
To be continued....
Comments
nggak salah kalo orang bilang tanah papua tuh tanah surga.. aih, keren. pengen naik chopper juga. seumur2 nggak pernah make kayak begituan. beruntung kamu ri.. bayarnya berapa?
btw itu si bapak cuek amat ditanyain diem aja.
naik chopper gitu pula, hebat jadi mupeng :D
@SCB : saya juga baru pertama kalinya naik chopper Mba.. Iya, emang cuek, tapi baik kok ^^
@Diah : hehehe...iya, emang keren banget view di Papua
dan saat ini sedang menulis novel kedua tentang tambang dan papua
http://letter-from-field-of-gold.blogspot.com/
ini blog pribadi saya http://sarimusdar.blogspot.com/
moga sukses yah novelnya ^^