Puasa Pertama di Timika

Hari ke-4, 20110801_Bag.2 (Lanjutan postingan Hari ke-4, 20110801_Bag.1)

Setelah melewati check point di Mile 50, menuju dataran rendah, area yang dilewati sudah semakin landai, tidak terlalu curam lagi. Semakin ke bawah, cuaca semakin cerah, dan kabut semakin menipis. Jadi saya bisa melihat pemandangan di kanan kiri jalan dengan jelas. Sesekali saya menjumpai beberapa penduduk asli yang lewat di jalan ini. Di sungai yang saya lewati tampak beberapa penambang liar, tapi tidak banyak, hanya hitungan jari. Hmmm...

Semakin ke bawah bilangan Mile semakin kecil. Di dataran rendah ini kita akan menjumpai tanggul yang memisahkan aliran sungai menjadi dua. Kenapa dipisah? Mungkin agar sungainya tidak tercemar semua oleh limbah tambang (tailing). Karena saya duduk di baris sebelah kanan bis, saya tidak bisa melihat terlalu jelas tanggul dan aliran tailingnya. Tapi jika naik pesawat terbang atau chopper akan terlihat jelas luasnya aliran tailing tersebut di dataran rendah. Ini dia fotonya....



Sekitar jam setengah dua belas siang, konvoi tiba di bandara Timika (Mozes Kilangin Airport). Tapi saya tidak langsung pulang ke Jawa lho... Jadwal penerbangan saya besoknya lagi. Adik sudah booking kamar di hotel yang letaknya tidak terlalu jauh dari bandara, namanya Hotel Rimba Papua (kalau tidak salah dulu namanya Sheraton). Walaupun tidak terlalu jauh, tapi kalau berjalan dengan membawa ransel gede yang semakin berat saja daripada waktu berangkat dulu, ya lumayan juga. Lagipula jalannya sepi...hiiiiiii....
Jadi kami menunggu mobil jemputan yang disediakan oleh hotel. Sekitar jam 12, mobil dari hotel datang. Penumpangnya hanya kami (saya dan adik) ditambah satu orang ekspatriat yang tadi satu bis dengan kami.
Wuah hotelnya benar-benar di tengah hutan, pantas saja namanya Rimba Papua.

Letak Hotel Rimba Papua dari MKA

Setelah selesai dengan urusan administrasi hotel, kamipun menuju kamar kami. Kami memesan kamar yang paling murah, dengan 2 tempat tidur. 
Saya melihat berkeliling mengamati suasana hotel. Bangunannya hampir terbuat dari kayu semua, termasuk lantainya. Jadi sewaktu berjalan menuju kamar, agak berisik bunyi langkah kami di atas lantai kayu. Kunci pintunya sudah canggih euy…. menggunakan kartu. Saya jarang sekali menginap di hotel, bisa dihitung dengan jari, jadi  saya tidak mau memegang kartunya, takut ketelan karena saya gaptek memakainya hahaha. Kalaupun menginap, biasanya sudah diurusin, saya tinggal ngikut saja J J

Hotel Rimba Papua
Cuaca Timika terasa lembab dan gerah, sepertinya akan hujan. Dan benar saja, sekitar jam 1 siang hujanpun turun. Karena kami masih lumayan lelah, kamipun memutuskan untuk istirahat saja di hotel sampai Ashar. Tapi sebelumnya, adik memesan mobil sewaan plus sopirnya tentu saja, untuk mengantarkan kami jalan-jalan berkeliling Timika di sore hari sambil ngabuburit. Sewa mobil per jamnya adalah Rp. 60.000; hmmm lumayanlah…. Di Timika terdapat banyak tempat sewaan mobil, mereka menyebutnya taxi

Setelah solat Ashar, kamipun segera keluar hotel untuk jalan-jalan sore. Hujan masih belum reda sepenuhnya, tapi tidak terlalu besar. Tujuan pertama adalah toko souvenir. Saya ingin membeli beberapa cinderamata untuk beberapa teman di kantor dan di kos-kosan. Karena asyik melihat barang-barang kerajinan Papua, saya lupa untuk berfoto di sini  hehehe
Setelah selesai belanja, rencana kami adalah ke Kuala Kencana. Saya ingin mengunjungi daerah itu, walau hanya sebentar. Dari kota Timika ke Kuala Kencana memakan waktu sekitar 30 menit. Jalanan mulus, dengan kiri kanan hutan lebat. Kami berhenti sejenak di pintu gerbang menuju area perumahan Kuala Kencana untuk pemeriksaan. Sambil menunggu sayapun menyempatkan diri berfoto di tugu selamat datang, teteeeep narsis hihihi



FYI, Kuala Kencana adalah kota tambang utama di dataran rendah. Seperti di Tembagapura, di kota kecil ini ternyata terdapat berbagai bangunan sarana pendukung seperti kantor, pusat perbelanjaan, dan tentu saja perumahan bahkan ada lapangan golf. Walau kota ini dikelilingi hutan, tapi tata letaknya sangat rapi, bersih, dan modern. 

Foto Udara Kuala Kencana (GE), rapi kan... 
Kami memasuki area ini sekitar jam 5 sore. Wew, sepi… rada ngeri juga euy. Sambil menunggu waktu berbuka, kami berjalan-jalan dengan mobil menyusuri jalanan yang sepi ini. Tampak rumah-rumah karyawan yang tidak terlalu besar, tapi tampak nyaman dan bersih, tersusun rapi di sepanjang jalan. Rumah-rumah tersebut terbuat dari kayu, dan melebar. Seperti rumah-rumah di Amrik yang sering saya lihat di film-film.

Perumahan di Kuala Kencana
Karena sudah terlalu sore, kami hanya berkeliling sebentar saja. Tidak seluruh wilayah kami jelajahi.
Akhirnya kami menuju alun-alun Kuala Kencana. Tampak gedung perkantoran yang cukup megah, Hero, gereja, masjid yang terletak di sekeliling alun-alun. Saya melihat mess karyawan juga di salah satu sudut. Wew, bentuk kamarnya cuma seperti container, kamarnya berbentuk kubus-kubus. Dan di belakangnya hutan belantara dengan suara binatang-binatangnya yang membuat saya cukup bergidik hiiiiii… Tampak segerombolan pria-pria muda keluar dari mess tersebut, mereka berpakaian rapi, koko dan peci. Mereka menuju ke masjid yang bernama Masjid Raya Baitur Rahim untuk menunaikan ibadah solat Maghrib dan berbuka bersama. Saya juga ingin ke masjid itu, tapi sebelumnya foto dulu di air mancur alun-alun :)
Sebenarnya saya ingin memfoto mess dan suasananya, tapi tidak berani hehehe.

Alun-alun KK dan sekitarnya
Begitu memasuki masjid, wew…kok cowok semua? Mana jamaah perempuannya? Hanya ada satu anak kecil cewek di bagian khusus jamaah perempuan. Saya ingak-inguk seperti biasa jika memasuki tempat baru. Di salah sudut masjid, tampak para jamaah pria sedang berbuka dan mereka melihat kearah saya. Wuah saya jadi grogi, tidak terbiasa jadi pusat perhatian hehehe. Saya seperti orang nyasar saja di masjid ini. Adik saya sedang libur solat, jadi hanya ada saya dan seorang anak kecil di bagian cewek.
Kemudian salah satu jamaah pria mengantarkan hidangan berbuka untuk saya dan adik kecil ini. Sepiring kurma, 1 aqua gelas, dan sekotak makanan yang isinya tampak lezat.


Setelah berbuka dengan kurma yang lezat ini, sayapun bertanya kepada salah satu cowok, di mana tempat wudhu cewek? Tapi dia bilang “ Nanti dulu ya Mba…wudhunya setelah semua cowok selesai” Wew…saya harus menunggu semua pria-pria ini selesai berwudhu, baru saya bisa wudhu, karena jalan menuju tempat wudhu ramai, takut bersenggolan. Yach, jadi pusat perhatian lagi dech hanya gara-gara menunggu giliran wudhu. Waduh… semoga saya tidak ketinggalan solat  Maghrib berjamaah. Benar-benar buka puasa di hari pertama yang unik buat saya.

Setelah selesai solat, kami meninggalkan Kuala Kencana. Kami berkeliling Timika, mencari tempat makan. Sayang tempat makan yang dituju tutup, padahal katanya makanannya enak. Kamipun mencari restoran lain. Pilihan kami jatuh ada sebuah restoran Oriental. Restoran tidak terlalu ramai, hanya beberapa pengunjung saja. Tampak dua orang bule menikmati makannya di salah sudut resto. Saya melihat-lihat menu, hmmm makanan dan harganya tidak terlalu jauh berbeda dengan restoran sejenis di Jakarta. Sayapun memesan nasi goreng Thailand, cumi goreng tepung, dan sepoci Chinesse Tea. Sambil menunggu makanan disajikan, rupanya kami diberi hidangan pembuka gratis, semangkuk kecil es cincau yang segar.


Makanannya cukup lezat. Tapi yang paling berkesan buat saya adalah Chinesse Tea-nya. Enak sekaliiiii. Saya buka penggemar teh, tapi seketika itu juga saya langsung jatuh hati dengan teh ini. Saya menikmatinya sesloki demi sesloki. Sayang, saya tidak bisa menghabiskannya, karena harus buru-buru meninggalkan tempat ini. Adik menyuruh saya bergegas, karena sebentar lagi sewa mobil akan memasuki jam ke-4. Rencana kami hanya menyewa mobil 3 jam saja. 3 x Rp.60.000; = Rp. 180.000; Sebelum meninggalkan resto ini kami memesan makanan untuk sahur, karena makanan di hotel sangat mahal.

Begitulah puasa pertama di Timika setahun yang lalu , dan hari ini umur saya bertambah. Berdoa yang banyak ah... ^_^

Galeri Foto di Dataran Rendah






Comments

TS Frima said…
saya puasa pertama sendirian di kos. semoga semua lancar ya ^^
kok bisa sampe timika.. wah wah...
kerja disana..?
A. Y. Indrayana said…
wah mbak mempunyai jiwa sang petualang yaa :)
Lama tak berjumpa kembali di blog ....


Ngabuburit by Blogwalking. Cara unik menahan lapar dan haus selama berpuasa ^ ^
ria haya said…
hehehe...met menjalankan ibadah puasa ya ^^
ria haya said…
nggak kerja di sana kok, saya cuma main2 aja :)
ria haya said…
hahaha...sedikit...
iya, lama nggak ngeblog nich
makasih ya BWnya nyasar kesini ^^
Tarry Kitty said…
Wew keren banget tempatnya :)
ria haya said…
Iya Mbak Tarry :)

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Kebunku

Ternyata namanya adalah Sero