Grasberg Mine Tour Part 2

Tambang Terbuka Grasberg (Grasberg Open Mine Pit) adalah tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Tambang ini terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat latitude -4,053 dan longitude 137,116, dan dimiliki oleh Freeport yang berbasis di AS(67.3%), Rio Tinto Group (13%), Pemerintah Indonesia (9.3%) dan PT Indocopper Investama Corporation (9%).



Letak Tembagapura, HV, Grasberg Mine dan Puncak Jaya
Orang pertama yang melihat Gunung Grasberg adalah seorang Geolog dari Belanda bernama Jean-Jacquez Dozy pada tahun 1936. Dozy melihat dan melaporkan adanya keganjilan tumbuhan di sebuah gunung yang terletak kurang lebih 4 km di sebelah utara-barat Ertsberg. Dia menamakan gunung tersebut sebagai Grasberg atau Gunung Rumput. Grasberg yang ditumbuhi rumput tampak kontras dengan daerah sekitarnya. Setelah hampir lebih dari  30 tahun, catatan geologi menyebutkan bahwa di dunia ini hanya ada dua cebakan mineral tipe porpiri yang dikategorikan mengandung cadangan lebih dari 1 miliar ton tembaga, yakni cebakan mineral mineral tipe porpiri di La Esondida-Chilie (ditemukan pada 1981) dan Grasberg – Indonesia (ditemukan pada 1988).

Pada tahun 1997, berdasarkan klasifikasi besar cadangan dan kadar tembaganya, Grasberg merupakan tambang tembaga terbesar ketiga di dunia yang kandungan tembaganya diperkirakan lebih dari 1 miliar ton. Namun berdasarkan kadar emasnya, Grasberg merupakan tambang terbuka tunggal tipe porpiri yang mengandung kandungan emas terbesar dengan jumlah lebih dari 55 juta ons emas.
Pada tahun 2009, garis tengah Tambang Terbuka Grasberg sudah mencapai 3 km, dengan kedalaman lebih dari 1 km. Dengan produksi rata-rata harian sebesar 725 ribu ton (mined), dan jumlah peralatan berat yang ada sampai akhir 2009 adalah sebanyak 165 unit truk angkut tambang (CAT-793, CAT-797, dan Komatsu-930E)

Penjelasan singkat di atas aku rangkum dari buku  dan wikipedia, semoga memberi gambaran umum tentang Grasberg.

Perjalananku dilanjutkan. Mendekati jam 10 siang (jam yang diperbolehkan untuk berkunjung ke Grasberg), rombongan kecil kami yang terdiri dari 4 orang termasuk aku, segera beranjak untuk berkeliling Grasberg. Alhamdulillah ada satu orang Bapak yang sudah bekerja kurang lebih 20 tahun, bersedia menemani kami berkeliling. Jadi rombongan kecil kami menjadi 5 orang. Wah langsung didampingi oleh penambang senior nich. Bapak itu berwajah ramah dan kalem, dan tentu saja sangat kebapakan. Bapak ini sudah pasti hafal seluruh seluk beluk tambang. Kami diajak berputar-putar (dengan mobil Toyota Land Cruiser tentu saja), tanpa takut nyasar. Karena dimana-mana yang terlihat adalah batu dan alat-alat berat.
Pendengaranku mulai terganggu, entah karena flu atau karena tekanan udara yang tinggi, atau kedua-duanya. Karena terlalu asik menikmati pemandangan yang kami lewati, kadang aku melewatkan beberapa penjelasan yang diberikan oleh Bapak-bapak yang menemaniku, dan sekarang baru menyesal kenapa dulu tidak banyak bertanya hehehe

Sepanjang perjalanan, aku melihat berbagai papan yang isinya kebanyakan mengingatkan tentang pentingnya  safety. Seperti WATCH OUT HAUL TRUCK, atau DANGER! AUTHORIZED PERSONNEL ONLY, dsb. Yach memang sepanjang jalan kami sering bertemu dengan truk-truk yang guede-guede. Jangan harap bisa ngebut di sini. Setiap belokan aja harus berhenti sejenak, tengok kanan-kiri. Kalau mau menyalip truk gede, harus menunggu sinyal dulu dari pengemudi truknya, yang ditunjukan dengan lampu yang menyala, baru boleh menyalip.
Sepanjang perjalanan aku mendapat banyak istilah baru seperti ore,shovel, haul truck, blasting, dump, overburden, stockpile, excavator, crusher, dsb

Kami diajak berkeliling melewati West Dump (Manado, Batu Bersih, Koteka, Kaimana, Wanagon) dan East Dump (Bali dan Blitar). Wuaahhh…serasa keliling Indonesia hehehe
Tempat-tempat tersebut adalah daerah penimbunan. Dari tempat-tempat tersebut pula, aku bisa menyaksikan glacier di Puncak Jaya (Carstensz) secara lebih dekat. Aku mencoba mengingat-ingat semua pelajaran kuliahku tentang Geologi dan Geomorfologi, tapi kebanyakan lupanya hahahaha. Padahal aku bisa secara langsung melihat berbagai jenis batuan di sini, tapi apadaya semua pelajaran waktu kuliah sepertinya menguap begitu saja karena kebanyakan kerja kantoran daripada di lapangan.

Setelah berkeliling kesana-kemari, sampailah kami di Grasberg Mine. Woaaa…lubangnya guede..
Tampak haul truck yang mengangkut berton-ton material berjalan lambat menyusuri jalan yang meliuk-liuk. Tampak di kejauhan kulihat beberapa shovel guede yang sedang melakukan penggalian dan pengerukan. Suara bising terdengar jelas.

Perencanaan penambangan Grasberg dibuat berdasarkan beberapa aspek, yakni geologi, geoteknik, keselamatan, ekonomi, dan teknologi peralatan yang digunakan. Aspek geologi meliputi jenis batuan, mineralogy, bentuk cebakan mineral bijih, alam, topografi dan iklim. Aspek geoteknik meliputi besar sudut lereng dinding tambang dan sudut aman daerah penimbunan. Aspek ekonomi meliputi besar cadangan, kadar, stripping ratio, cut-off grade, biaya operasional, biaya investasi, produksi, pengolahan bijih, dan kondisi pasar logam mulia. Terakhir aspek teknologi yang berkaitan dengan jenis peralatan tambang yang digunakan.

Dimulai dari perencanaan tambang (seperti penjelasan di atas), selanjutnya perencanaan pengeboran dan peledakan tambang, pengeboran dan peledakan tambang, penggalian dan pengangkutan material, penghancuran material penutup, pengangkutan material bijih, penimbunan batuan penutup. Begitulah garis besar proses di tambang terbuka Grasberg, dan masih banyak proses yang lain.

Grasberg terletak pada ketinggian 4.200 m dpl, dengan kondisi geografis yang mempunyai ciri khusus dan unik. Memiliki udara yang tipis, curah hujan yang tinggi, cuaca yang berkabut, dan adakalanya hujan salju turun dan angin kencang bertiup di daerah tambang Grasberg.

Maka begitu ditanya sama Bapak2 yang menemani saya “ Gimana pendapatnya Mba Ria?”. Yang terpikir oleh saya adalah “ Sepertinya stress bekerja di sana”. Aku berpikir ke para penambang-penambang yang di lapangan yang naik trem bersamaku tadi, serta para pengemudi haul truck yang sama sekali tidak boleh mengantuk, atau dia akan terjatuh ke jurang yang menganga atau menabrak gunung batu, dan mungkin gajinya tidak sebesar staf atau bos-bosnya, tapi taruhannya adalah kesehatan dan nyawa serta jauh dari keluarga.
Kondisi geografis dan alam yang unik itu pasti memberikan tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh operasi penambangan di Grasberg. Sikap dan cara kerja yang aman harus dilakukan oleh para pekerja.

Sebenarnya ada banyak cerita, tapi sepertinya ini sudah cukup panjang. Menjadi pengalaman yang menarik buat aku pribadi berkunjung ke Grasberg, selain tentu saja menambah banyak sekali pengetahuan. Sambil mengagumi semua yang aku lihat di sana, ada berbagai pro dan kontra di pikiranku sendiri.
Aku hanya berkeliling sekitar 2 jam. Karena jam 1 siang harus sudah meninggalkan area tambang tersebut. Lagipula hujan dan kabut tebal mulai turun lagi. Kupingku sudah semakin budeg (suara-suara terdengar semakin menjauh) dan suaraku sudah serak, habislah sudah. Sudah susah untuk berbicara, tapi masih bisa nyengir kalau di foto hehehe. Pulangnya kami melewati mega shop dan area-area lainnya.

Untuk foto-fotonya, sebagian sudah ada di postingan Narsis dan Batuan 

Galeri Foto :


terlihat kan lapisan esnya...

reklamasi

Grasberg Open Mine Pit
Wisata Tambang

Wall-nya keren banget
Haul Truck
Shovel





Comments

Gaphe said…
giliing... bagus banget ya, mirip diluar negeri gitu suasananya.. dan bangganya adalah : ini di indonesia.

ckckck.. sayang, harus jatuh dalam pengelolaan asing. kita kebagian ampasnya aja..

atau jangan2, kamu sepulang dari grasberg bawa oleh2 emas murni sebatang ya ri?
ria haya said…
maunya Phe, bawa sebatang aja lumayan buanget...
tapi boro2, gue pengin bawa batu aja ga bisa, harus pake sertifikat
klo boleh mah bisa buat hadiah give away huahahaha
Anonymous said…
Sampe kapan ini bisa oleh perusaan asing? semoga suatu saat bisa dikuasai sepenuhnya oleh putra-putri Indonesia.
TS Frima said…
serba gede ya. kandungannya, areanya, alat-alatnya. semoga nanti bisa dinikmati orang indonesia...
zan said…
seperti membaca dongeng di negeri antah berantah ya tp ngga ngebosenin apalagi liat foto2 dari papua sana, rasanya ane berada di lokasi tambang tersebut... ternyata alam Indonesia memang kaya... cuma ya itu sayang SDM nya yang kurang...


dan seharusnya papua bisa lebih megah daripada ibukota....
auliadriani said…
waaah, keren keren fotonya... dan dari namanya, ga tau kalo ini Indonesia... wahh, 66 tahun Indonesia merdeka, kapan ya kekayaan alamnya pun bisa "dimerdekakan" jadi punya kita.
Unknown said…
Salam sahabqt
Lumayan lama banget ya tahun 1936 si Dozy hebat karena dia the first
Rawins said…
makin sedih dengan penjajahan atas kekayaan alam dan dikeruk sepuas puasnya untuk kepentingan entah siapa
tanah yang kaya tapi warga aslinya tetap saja dibuat terbelakang
sedih...
ria haya said…
@all : terima kasih atas tanggapannya, semoga kedepannya negeri ini lebih baik lagi, mempunyai pemimpin yang baik yang mampu mengolah semua kekayaan alam Indonesia sebagaimana mestinya, menjadikan rakyatnya sejahtera, makmur sentosa
DIRGAHAYU RI, MERDEKA!!! ^___^
nooryanti said…
yang berbasis di AS(67.3%), Rio Tinto Group (13%), Pemerintah Indonesia (9.3%) dan PT Indocopper Investama Corporation (9%)....hhmmmm.... nampaknya negara ini udah dirampok deh... hehe.. tapi, tanya kenapa???
ria haya said…
@nooryanti : ya, begitulah, entah gmn bisa begitu, gmn perjanjian kerjasamanya dulu??? kita yg bodoh atau mereka yang pintar?? mbuh kui
Unknown said…
kalo diambil mulu lama2 abis itu..
ria haya said…
@Mba SCB : iya... tinggal gigit jari :(
Anonymous said…
Mb ria, gmn prosedurnya bisa ke grassberg..hehe just asking
ria haya said…
kasih tau ga ya...??? :D
kenalan dulu donk ^^

Popular posts from this blog

Tahukah Anda tentang Suku Sentinel ?

Kebunku

Ternyata namanya adalah Sero